Bismillahirrahmanirrahim
“Selamat memasuki semester selanjutnya”
kata-kata itu tertulis dibuku catatan saya, tanpa terasa libur semester telah
berakhir, sekarang saatnya kembali memulai semangat disemester ini, kembali
dengan rutinitas kita masing-masing, mengumpulkan semangat untuk mengerjakan
tugas-tugas yang mulai mengantri, kembali menyambut matahari pagi dengan senyum
dan melenggang kekampus, kembali mulai terbiasa dengan senyum-senyum
persahabatan teman-teman dikampus, dan juga senyum dari dosen-dosen yang siap
membagi semangat untuk berdiskusi tentang banyak hal.
Liburan terasa sangat sebentar, pada saat
liburan saya sempat bertemu dengan teman SD saya, kembali mengingat
kenangan-kenangan saat SD, menertawakan banyak hal yang terasa sangat lucu
kalau diingat sekarang. Rasanya baru kemarin saya SD, sekarang sudah kuliah
saja, tanpa disadari begitu banyak yang berubah, dan begitu cepat waktu.
Liburan yang sebentar, bertemu dengan teman SD
lalu mengenang masa-masa SD, sesuatu yang sangat sederhana, tapi jika dilihat
lagi dari perspektif yang berbeda, semua tidak sesederhana itu, ya, waktu,
begitu cepatnya perputaran waktu bahkan tanpa kita sadari.
Banyak hal yang harus kita syukuri, bersyukur,
bersyukur dan bersyukur, dengan semua nikmat dan karunia yang telah diberikan
oleh ALLAH, tapi waktu salah satu nikmat yang mudah sekali untuk kita lupakan,
kita lupa untuk memperhitungkan waktu yang selama ini telah diberikan. Kita
dengan mudahnya menghambur-hamburkan waktu untuk melakukan banyak hal yang
kadang tak ada manfaatnya, menghabiskan waktu seharian untuk nonton film, menghabiskan
waktu dengan game online, atau sibuk dengan jejaring social yang sampai
sekarang masih sangat diminati.
Kata-kata dari seorang arif menjelaskan
“jangan sekalipun melewatkan harimu tanpa sesuatu yang bermanfaat, dan jangan
belanjakan hartamu untuk sesuatu yang sia-sia. Sebab umur teramat singkat dan
harta terlalu sedikit.”
Bertemu dengan teman-teman saat kita masih SD,
SMP, atau SMA adalah salah satu hal yang bisa kembali mengingatkan kita bahwa
waktu selalu berputar, ALLAH mengasih kita modal waktu, tapi setiap detik,
setiap hari, jatah waktu itu selalu berkurang. Itu artinya kita harus selalu
menyadari bahwa hidup didunia ini hanya sementara, dan akan ada detik terakhir
dihidup kita.
Secara sederhana, kita analogikan hidup
didunia ini seperti sebuah perjalananan, Kita menuju sebuah tempat tujuan
terakhir, tapi sebelum menuju tempat terakhir itu, kita akan melewati sebuah
persinggahan dulu. anggap saja study
tour mahasiswa Universitas Negeri Padang menuju Universitas Riau.
Kita akan menuju Riau, tapi sebelumnya kita
diturunkan dulu di Bukittinggi, singgah sebentar di Jam Gadang dan sekitarnya
untuk mencari bekal nanti diPekanbaru. Pengawas kita berpesan, bertebaranlah
dulu disekitar Jam Gadang, carilah bekal yang banyak untuk di Pekanbaru kelak,
karena di Pekanbaru tidak ada orang yang
jual nasi Kapau, tidak ada orang yang jual pensi, tidak ada orang yang jual rendang, jadi silahkan perbanyak
bekal, dan jangan sampai terpesona dan terhanyut dengan indahnya kota Bukittinggi,
panorama yang memandang kearah Ngarai, janjang 40, lubang japang, kebun
binatang, the great wall koto gadang, dan pemandangan indah lainnya.
tiba-tiba pengawas mengumumkan untuk segera
berangkat ke Pekanbaru, nah loh, sedangkan tadi kamu hanya berleha-leha untuk
menikmati keindahan panorama sehingga lupa mempersiapkan bekal. Tapi waktu
tidak bisa diputar ulang, tidak bisa mohon banding, siap tidak siap, mau tidak
mau, kamu harus berangkat ke Pekanbaru.
dikehidupan kita ini, mungkin akan panjang
perjalanan yang akan kita tempuh, tak sesederhana perjalanan singgah di
Bukittinggi, kita sekarang berada dipersinggahan sementara didunia, begitu
banyak suka dan duka yang harus kita jalani, begitu banyak cobaan yang kita
kewati tapi juga begitu banyak hal yang membuat kita bersyukur, tapi suka dan
duka, luka, air mata dan bahagia, semua akan berlalu.
Semua tak pernah terlewatkan, semua detik
waktu yang berputar tak pernah salah, karena kita percaya bahwa kadang hal yang
menurut kita itu adalah yang terbaik untuk diri kita, tapi diatas semua rencana
kita, Allah SWT mempersiapkan rencana terbaik untuk kita, melebihi yang kita
bayangkan, tak jarang kadang kita begitu kecewa dan langsung berburuk sangka,
tapi setelah kita memahami lagi… ternyata memang hal itu adalah yang terbaik…
“dan kunci-kunci
semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia
mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang
gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi
dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam
kitab yang nyata (lauh mahfuhz). “(Q.S Al-an’am : 59)
“Sesungguhnya hanya
disisi Allah ilmu tentang hari kiamat. Dan dia menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat
mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha
mengenal.” (Q.S Luqman : 34)
ALLAH berfirman dalam surat Al-‘Ashr yaitu :
1. .demi masa
2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang ynag beriman dan
mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling
menasehati untuk kesabaran.
Oleh karena itu “sahabat yang baik itu adalah
sahabat yang membawa kita kepada kebaikan dan saling mengingatkan dalam
kebaikan”.
Dan suatu hari Rasulullah kedatangan
seseorang yg menanyakan tentang sahabat yg shohih (baik)
Rasulullah SAW menjawab : Sebaik-baik di antara kamu ialah dia yg mengingatkan kamu kepada Allah Azza Wa Jalla, Ucapannya menambah ilmu mu dan Perbuatannya mendorongmu beramal untuk akhirat (HR.AL-HAKIM,TIRMIDZI DARI IBNU AMRU BIN ASH)
Rasulullah SAW menjawab : Sebaik-baik di antara kamu ialah dia yg mengingatkan kamu kepada Allah Azza Wa Jalla, Ucapannya menambah ilmu mu dan Perbuatannya mendorongmu beramal untuk akhirat (HR.AL-HAKIM,TIRMIDZI DARI IBNU AMRU BIN ASH)
Dan dalam surat Yunus ayat 24 ALLAH berfirman
:
”sesunggunya perumpamaan kehidupan duniawi itu
hanya seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah
tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), diantaranya ada yang
dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab kami pada waktu malam
atau siang lalu kami jadikan
(tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah
tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan kami)
kepada orang yang berpikir. “
kita bersyukur masih diberikan waktu didunia
ini, kita bersyukur, dan harus selalu
bersyukur. Mudah-mudahan kita adalah orang yang termasuk menyadari keberadaan
kita didunia ini, dan kita termasuk kepada orang yang tidak terbawa dengan arus
dunia saja. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung didunia dan
diakhirat. Amiinn.
Bukittinggi, 8 februari 2013
catatan yang tertunda, hehe :)
semoga bermanfaat
catatan yang tertunda, hehe :)
semoga bermanfaat