Sabtu, 13 Juli 2013

Detik Waktu


Bismillahirrahmanirrahim
“Selamat memasuki semester selanjutnya” kata-kata itu tertulis dibuku catatan saya, tanpa terasa libur semester telah berakhir, sekarang saatnya kembali memulai semangat disemester ini, kembali dengan rutinitas kita masing-masing, mengumpulkan semangat untuk mengerjakan tugas-tugas yang mulai mengantri, kembali menyambut matahari pagi dengan senyum dan melenggang kekampus, kembali mulai terbiasa dengan senyum-senyum persahabatan teman-teman dikampus, dan juga senyum dari dosen-dosen yang siap membagi semangat untuk berdiskusi tentang banyak hal.
Liburan terasa sangat sebentar, pada saat liburan saya sempat bertemu dengan teman SD saya, kembali mengingat kenangan-kenangan saat SD, menertawakan banyak hal yang terasa sangat lucu kalau diingat sekarang. Rasanya baru kemarin saya SD, sekarang sudah kuliah saja, tanpa disadari begitu banyak yang berubah, dan begitu cepat waktu.
Liburan yang sebentar, bertemu dengan teman SD lalu mengenang masa-masa SD, sesuatu yang sangat sederhana, tapi jika dilihat lagi dari perspektif yang berbeda, semua tidak sesederhana itu, ya, waktu, begitu cepatnya perputaran waktu bahkan tanpa kita sadari.
Banyak hal yang harus kita syukuri, bersyukur, bersyukur dan bersyukur, dengan semua nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh ALLAH, tapi waktu salah satu nikmat yang mudah sekali untuk kita lupakan, kita lupa untuk memperhitungkan waktu yang selama ini telah diberikan. Kita dengan mudahnya menghambur-hamburkan waktu untuk melakukan banyak hal yang kadang tak ada manfaatnya, menghabiskan waktu seharian untuk nonton film, menghabiskan waktu dengan game online, atau sibuk dengan jejaring social yang sampai sekarang masih sangat diminati.
Kata-kata dari seorang arif menjelaskan “jangan sekalipun melewatkan harimu tanpa sesuatu yang bermanfaat, dan jangan belanjakan hartamu untuk sesuatu yang sia-sia. Sebab umur teramat singkat dan harta terlalu sedikit.”
Bertemu dengan teman-teman saat kita masih SD, SMP, atau SMA adalah salah satu hal yang bisa kembali mengingatkan kita bahwa waktu selalu berputar, ALLAH mengasih kita modal waktu, tapi setiap detik, setiap hari, jatah waktu itu selalu berkurang. Itu artinya kita harus selalu menyadari bahwa hidup didunia ini hanya sementara, dan akan ada detik terakhir dihidup kita.
Secara sederhana, kita analogikan hidup didunia ini seperti sebuah perjalananan, Kita menuju sebuah tempat tujuan terakhir, tapi sebelum menuju tempat terakhir itu, kita akan melewati sebuah persinggahan dulu. anggap saja  study tour mahasiswa Universitas Negeri Padang menuju Universitas Riau.
Kita akan menuju Riau, tapi sebelumnya kita diturunkan dulu di Bukittinggi, singgah sebentar di Jam Gadang dan sekitarnya untuk mencari bekal nanti diPekanbaru. Pengawas kita berpesan, bertebaranlah dulu disekitar Jam Gadang, carilah bekal yang banyak untuk di Pekanbaru kelak, karena di Pekanbaru tidak  ada orang yang jual nasi Kapau, tidak ada orang yang jual pensi, tidak  ada orang yang jual rendang, jadi silahkan perbanyak bekal, dan jangan sampai terpesona dan terhanyut dengan indahnya kota Bukittinggi, panorama yang memandang kearah Ngarai, janjang 40, lubang japang, kebun binatang, the great wall koto gadang, dan pemandangan indah lainnya.
tiba-tiba pengawas mengumumkan untuk segera berangkat ke Pekanbaru, nah loh, sedangkan tadi kamu hanya berleha-leha untuk menikmati keindahan panorama sehingga lupa mempersiapkan bekal. Tapi waktu tidak bisa diputar ulang, tidak bisa mohon banding, siap tidak siap, mau tidak mau, kamu harus berangkat ke Pekanbaru.
dikehidupan kita ini, mungkin akan panjang perjalanan yang akan kita tempuh, tak sesederhana perjalanan singgah di Bukittinggi, kita sekarang berada dipersinggahan sementara didunia, begitu banyak suka dan duka yang harus kita jalani, begitu banyak cobaan yang kita kewati tapi juga begitu banyak hal yang membuat kita bersyukur, tapi suka dan duka, luka, air mata dan bahagia, semua akan berlalu.
Semua tak pernah terlewatkan, semua detik waktu yang berputar tak pernah salah, karena kita percaya bahwa kadang hal yang menurut kita itu adalah yang terbaik untuk diri kita, tapi diatas semua rencana kita, Allah SWT mempersiapkan rencana terbaik untuk kita, melebihi yang kita bayangkan, tak jarang kadang kita begitu kecewa dan langsung berburuk sangka, tapi setelah kita memahami lagi… ternyata memang hal itu adalah yang terbaik…
“dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfuhz). “(Q.S Al-an’am : 59)

“Sesungguhnya hanya disisi Allah ilmu tentang hari kiamat. Dan dia menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha mengenal.” (Q.S Luqman : 34)
ALLAH berfirman dalam surat Al-‘Ashr yaitu :
1.     .demi masa
2.     Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3.     Kecuali orang-orang ynag beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.

Oleh karena itu “sahabat yang baik itu adalah sahabat yang membawa kita kepada kebaikan dan saling mengingatkan dalam kebaikan”.
Dan suatu hari Rasulullah kedatangan seseorang yg menanyakan tentang sahabat yg shohih (baik)
Rasulullah SAW menjawab : Sebaik-baik di antara kamu ialah dia yg mengingatkan kamu kepada Allah Azza Wa Jalla, Ucapannya menambah ilmu mu dan Perbuatannya mendorongmu beramal untuk akhirat (HR.AL-HAKIM,TI­RMIDZI DARI IBNU AMRU BIN ASH)
Dan dalam surat Yunus ayat 24 ALLAH berfirman :
”sesunggunya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), diantaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab kami pada waktu malam atau siang lalu kami  jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan kami) kepada orang yang berpikir. “
kita bersyukur masih diberikan waktu didunia ini, kita bersyukur,  dan harus selalu bersyukur. Mudah-mudahan kita adalah orang yang termasuk menyadari keberadaan kita didunia ini, dan kita termasuk kepada orang yang tidak terbawa dengan arus dunia saja. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung didunia dan diakhirat. Amiinn.

Bukittinggi, 8 februari 2013
catatan yang tertunda, hehe :)
semoga bermanfaat




Sederhana Memaknai


Kau hanya menatap hijaunya daun disekelilingmu, sesekali angin menerpa wajahmu…
Ada salam yang kau sampaikan pada biru langit,,
“hmm,, andai aku bisa menitipkan sesederhana senyum diwajahnya”
“Tapi tetap saja aku tak bisa sesempurna mentari dimatanya, aku tak bisa sesegar air yang mengaliri disetiap sela-sela amarahnya.”
“Apakah memang begitu? Saat jauh kaki melangkah maka ada rindu disana?
kenapa tak robohkan tingginya dinding-dinding kebekuan yang harusnya semua itu bisa kita syukuri…”
Kau melangkah perlahan, menatap sudut jingga dilangit, menengadahkan tangan menampung bulir-bulir gerimis yang turun perlahan.
“Engkau memang tak memberitahuku ungkapan seperti untaian rintik hujan yang jatuh, karena sederhana yang harus berusaha kumaknai, yaa, hanya semua hal-hal sederhana yang terbaik yang selalu dilakukannya dengan setulus hati”
“apakah aku memang pantas untuk mempertanyakan pada senja, aku memang belum bisa menjadi yang terbaik untuknya?”
“hanya hatiku yang selalu mengeja doa, aku ingin menjadi yang terbaik untuknya, Ya Allah, bahagiakan mereka sepertiku.”
Padang, 14 Juli 2013
sederhana memaknai