Minggu, 22 Desember 2013

Mengapa Orang Suka Nulis Status?


Banyak orang yang nulis status dgn berbagai tujuan, termasuk berbisnis, namun untuk orang-orang yang menulis status hanya sekedar menuliskannya saja bagaimana?
selama ini banyak pihak yang menyimpulkan bahwa kecendrungan manusia untuk menceritakan dirinya. disebabkan krn keinginan utk dekat dn org lain. dgn membuka diri thd org lain maka akn membuat org lain percaya sehingga akan terjalin pertemanan. tetapi ternyata tidak hanya itu. berdasarkan penelitian terbaru, kecendrungan seseorang menceritakan dirinya sendiri jg dipengaruhi oleh pelepasan senyawa kimia diotak yang memberikan perasaan menyenangkan.
para ilmuwan Harvard University melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui seberapa banyak org yang suka membicarakan diri sendiri dan mengapa orang melakukannya. para peneliti memindai otak manusia yg sdg menceritakan informasi pribadi ttg dirinya sendiri atau ketika menilai kepribadian org lain. dalam eksperimen lain, para peneliti menguji apakah org lebih suka menjawab pertanyaan ttg dirinya sendiri, org lain, atau fakta yang netral.peserta penelitian mendapatkan tingkat kompensasi yg berbeda, tergantung pertanyaan yang dipilih.
Studi yang dipimpin Diana I. Tamir dan Jason P. Mitchell di departemen psikologi Harvard University itu menemukan bahwa manusia mendapatkan dorongan biokimiawi ketika menceritakan dirinya sendiri. penelitian itu menemukan bahwa secara rata-rata manusia menghabiskan sekitar 40% membicarakan dirinya sendiri, dan hal itu krn didorong oleh senyawa kimia dalam melakukannya. 
ketika membicarakan diri sendiri akan memicu aktivitas daerah otak yang terlibat ketika menanggapi penghargaan. sedangkan ketika membicarakan orang lain (dalam hal ini bukan untuk tujuan bergosip) tidak memicu aktivitas serupa. artinya membicarakan diri sendiri memang terasa lebih nikmat-tak peduli secara lisan atau tulisan.
dalam ssebuah studi, para peneliti juga menemukan bahwa orang sangat senang jika mengetahui orang lain mendengarkannya. penemuan itu diterbitkan Proceeding of the National Academy of Sciences pada tahun 2012. tetapi lebih dari setengah abad sebelum peneliti di Harvard mengungkapkan kenyataan itu, Dale Carnegie telah menunjukkan fakta yang sama, bahwa keinginan terbesar manusia adalah keinginan utk didengarkan. dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, Dale Carnegie menunjukkan bahwa kebutuhan manusia utk didengarkan setara dgn kebutuhan makan, tempat tinggal, kesehatan.
sekarang ketika komunikasi manusia telah dijembatani berbagai media-termasuk fb dan twitter- naluri manusia tidak berubah. mereka tetap ingin didengarkan, ingin tetap membicarakan diri sendiri, meski cara yang digunakan adl menulis status. mgkn isi status mereka tidak penting bagi org lain, tapi mereka menganggapnya penting-sebegitu pentingnya sampai-sampai mereka sangat senang ketika statusnya mendapat like atau memperoleh mention.

sumber : buku Sains Sinting yang ditulis oleh Hoeda Manis

ternyata secara ilmiah berusaha dibuktikan bahwa "didengarkan" itu termasuk salah satu kebutuhan dasar manusia. nah kita tentu tak hanya berperan sebagai pendengar tapi juga sebagai yang didengarkan. mungkin seiring majunya teknologi beberapa media menjadi sarana untuk seseorang supaya bisa didengarkan. tapi jika kita lihat dari banyak sisi, hendaknya kita akan lebih baik jika kita mendengar dan didengarkan oleh keluarga, sahabat, orang-orang yang ada dihidup kita dibandingkan didengarkan melalui jejaring sosial. yaa,, walaupun memang mgkn banyak hal yang membuat kita merasa tak semudah itu mendengarkan dan didengarkan, mungkin saja mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. nah, disanalah perlu sama-sama kita perbaiki lagi komunikasi kita dengan orang-orang yang ada dihidup kita. alangkah lebih bahagia jika kita bisa mendengarkan dan didengarkan oleh ayah, ibu, kakak, adik, sahabat-sahabat, teman-teman kita secara langsung, bahkan juga berkunjung ketempat-tempat yang baru lalu berkomunikasi dengan orang-orang yang ada disana. itu akan terasa lebih hidup. "life your live" hehehe,, nasehat seorang bapak yang datang dari Belanda, waktu itu saat saya dan dua orang teman saya berkunjung ke sebuah pameran lukisan "marapi Singglang" berdiskusi dengan bapak tersebut. Saat menunggu hujan reda didepan kost teman saya seorang nenek berpesan "muluik manih, kucindan murah" artinya jagalah ucapan dan juga perbuatan. hehe, entahlah begitu yang saya maknai ketika itu. kemudian diatas angkot seorang ibu berpesan kepada saya "cantik itu bukan karena make up nak, tapi dari hati nah rajin-rajin berwudhu' dan laksanakan sholat tahajud. itulah salah satu kecantikan itu". kemudian disepanjang perjalanan Padang-bukittinggi percakapan dengan seorang ibu bahwa "kok ado jan dimakan, kok indak adoh baru dimakan" artinya berhematlah jika nanti jadi orang kaya nak, begitu yang saya pahami dari pengalaman hidup beliau. ada banyak orang yang saya temui dan saya sebelumnya tidak pernah bertemu mereka, tapi dengan berkomunikasi dengan mereka memberikan saya banyak makna. tapi didunia ini tak ada yang kebetulan, semua pertemuan-pertemuan yang tak disengaja tersebut adalah skenario dariNya. ada makna dibalik semuanya. nah, akhir-akhir ini saya merasa punya hobi baru, (ngak terlalu baru juga sih) berjalan kaki dgn sahabat-sahabat saya sambil berdiskusi tentang banyak hal. bahkan sahabat yang menelpon dadakan untuk ikut kesebuah perjalanan pada pagi hari, bertemu dengan ibu yang membawa dagangannya menuju pasar, kami membelinya, nah makna pada pengalaman ini adalah "klu diangkot jangan buang sampah kejalan" hehehe.. ada juga hal yang saya suka yaitu ketika kami berkunjung ketempat dosen kami, beliau tidak hanya seorang dosen tapi tepatnya sebagai kakak yang dengan senang hati berbagi banyak pengalaman beliau, kadang ditemani dengan "karambia mudo" atau "kopi" hehehe... sampai tiga kali azan tetap saja kami masih betah berdiskusi, apalagi kalau tentang cinta hehhe...saya jadi rindu untuk pulang, dimana semua cerita-cerita serta pengalaman-pengalaman yang ada serasa ingin meledak untuk diceritakan dirumah. yups benar, jangan hanya disibukkan berinteraksi dgn dunia maya sehingga kita lupa menyapa orang-orang yang ada disekeliling kita. tapi sebagai manusia didengarkan itu tetap saja ada batasnya, semoga kita selalu ingat bahwa hanya kepadaNya tempat untuk menyandarkan segalanya. Allah yang Maha mendengar bahkan setiap kata hati yang tak terucapkan. 

Bukittinggi. 13 November 2013. 22 : 45 WIB.*ternyata saya juga bercerita tentang diri saya sendiri. hehehe...

Siapa?


Rindu ini membuncah dalam hatiku
ada bayangmu isi imajinasiku
bukan tampak lukisan nyata
tapi ketenangan dan seulas damai terlintas disenyummu
sisipan kagum sertai langkahku
beruntungkah aku?? sekedar terlintas olehmu?
betapa bahagianya aku?? jika terlintas dalam khusyu'nya doamu
mungkinkah?
cinta disetiap sujudmu?
rindu disetiap doa'mu?
bahkan sebuah pengharapanmu?
pantaskah aku dengan sebuah kepantasan itu?
mungkinkah aku?
satu jalan tunjukkan dimensi waktu
semua biar menguap entah kemana
perlahan rindumu menyusup nyata
berat membebani
tak sekedar indah dunia
tapi...
tentang sekarang, esok dan kehidupan selanjutnya
ada harap padamu
ada damai dalam imaji, melangkah bersamamu.
ada satu cahaya terangi
ajarkan dan tuntun jalanku padaNya
hmm,,indahnya harapku..
tapi..
satu hal teguhkan aku
tak ada detik waktu yang terlewatkan
oleh yang maha mengatur
kepada pemilik hati ini
ikhlaskan semua pada ketentuan terbaik padaNya
  karena tak adakan ada yang sia-sia.

*semoga selalu bermanfaat untuk memaknainya yi. 
Bukittinggi 10 okt 2013.

Ajarkan Aku Jurus Seribu Bayangan


Terkadang dalam satu dimensi waktu kita harus memilih, berada didimensi yang mana? aku selalu berkhayal utk bisa sejenak meminjam jurus seribu bayangan naruto, setidaknya bayanganku bisa mewakili moment-moment penting disana, yaa, aku ingin berada disana..
kau tahu, tak ada yang salah dengan perputaran waktu, tidak kau dan tidak juga aku, apalagi kita..
tak mungkin selamanya kita berada pada titik nyaman, berada pada haha hihi, waktu harus berputar menuju masa depan, lalu kita beranjak dewasa..
tak apa, semangat menjalani dimensi waktu selanjutnya sahabat, sahabat sejati tak akan pernah melupakan dan dilupakan..
walau harus terpisah jarak ruang dan waktu, tapi hati kita tetap satu
aku membaca sebuah tulisan katanya "merantaulah, agar kau tahu kenapa kau harus pulang. Merantaulah agar kau tahu siapa yang kau rindu.."

*Bukittinggi, 8 desember 2013
Berada diantara ketukan-ketukan palu presidium.. dan berkhayal berada disana diantara senyum mereka.

Menulis Bagiku


Jika seseorang menanyakan padaku tentang menulis, bagiku menulis itu seni menyelami kedalaman hati. Menyusun huruf-huruf yang berhamburan menjadi kata-kata yang mampu kumaknai.

Menulis itu luapan emosi. Ia sebuah dunia yang mampu mendengarkanmu melebihi dirimu sendiri. Tak pernah protes jika goresan yang kamu buat selalu tentang itu-itu saja. Tak pernah mengeluh jika kau harus menulis tak kenal waktu dan tempat.

Menulis bagiku bukan langkah-langkah membuat kue yang punya takaran-takaran pasti, yang bahannya bisa dibeli kapanpun kau mau. Menulis itu ajaib. Kadang hadir tiba-tiba tanpa disadari lalu takjub dengan tulisan-tulisan itu dan berkata “kok bisa ya?”

Menulis itu juga kenangan. Ketika kau mampu merenung sejenak tentang hal-hal yang akan kau maknai.

Menulis itu berharga dan bermakna. Saat kau menggoreskan dengan cinta dan ketulusan, maka tulisan itu juga akan sampai pada relung hati orang yang membacanya. Ya.. ketika kau menulis dari hati maka akan sampai kehati.

Menulis itu juga sejarah. Saat tulisan-tulisan itu bergandeng waktu. Mampu membawamu kemasa lalu, atau tulisan itu bisa menjadi sebuah lorong waktu. Mengingatkanmu bahwa pernah ada mimpi-mimpi yang kau tulis. Sekarang saat waktu berlalu dan kau sekarang berada bahkan menggenggam mimpi-mimpi itu kau akan mengingat detailnya. atau mimpi-mimpi bersinar yang siap untuk kau raih. 

Menulis itu persahabatan…
Yaaa.. seperti sebuah keabadian persahabatan..
Kau menulis untuk mengabadikan, berbagi dan mengingat…
Menulis itu ketulusan sebuah keluarga terhebat..
Yaa, setiap detik yang terlewati tak pernah cukup untuk melukiskan indah dan tulusnya cinta itu.

Tulislah..tulislah..tulislah…
Imam Al-Ghazali pernah berkata: “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”.

 Padang, 23 Desember 2013
*aku ingin jadi penulis


Kamis, 14 November 2013

Mengeja Sunyi


Bismillaahir rahmaanir rahiim

Dalam sunyi, kau mengeja Asma-Nya
Disudut mata, mengalir menganak sungai, menguap sebelum bermuara 
Dalam hening derai tawa
Hatiku membuncah, tertunduk, ajari aku bersyukur padaNya.

Padang, 16 Juli 2013
mengeja sunyi, berkaca kedalam hati..
sekeping mozaik kehidupan di Yayasan Wacana Asih Padang

Minggu, 03 November 2013

Tentang Langit


Menerangi belahan bumi lain melalui langit yang tak pernah menjadi pagi. Percayalah, semua akan beredar tetap diorbitnya, tak ada yang terlewati. Dia Maha Pengatur Rencana Sempurna.

“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS Ya Sin : 40)

*jika memang bukan dia, damaikanlah hatiku dengan ketentuanMU
Bukittinggi. 3 November 2013 19:33 WIB

Minggu, 27 Oktober 2013

Lingkaran Teristimewa di Hati.


Untukmu Teman
Disini kita pertama bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau mengulurkan tanganmu
Membawaku kedaerah yang baru
Dan hidup kini ceria.
Kini dengarkanlah dendangan lagu
          Tanda ingatanku kepadamu teman
          Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
          Kenangan bersamamu, tak kan kulupa
          Walau badai datang melanda
          Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan?
Dan akhirnya kita dipisahkan?
Mungkinkah menguji kesetiaan kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan.
Mungkinkah kita terlupa tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita ada rahmat ujian dan kasihnya
Andai ini ujian terangilah dengan kesabaran
Pergilah gelisah hadirlah cahaya.

Bolehkah kita takut dengan sebuah perpisahan? Kenapa ada perpisahan ketika kita sudah merasa sangat nyaman dengan keadaan yang kita lalui. Yaaa… itu salah satu hal yang membuat saya berpikir  “waktu terus berputar, dan perpisahan itu mendekati waktunya”

Yaa.. ketika kalian mengulurkan tangan dan membawa kearah yang baru, dan hidupku kini ceria.

Sahabat-sahabat terbaik, yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Saya begitu beruntung, sangat beruntung dibimbing memasuki lingkaran kecil ini. Seandainya saya tak berada dilingkaran kecil ini, saya tak bisa membayangkannya. Masih dengan saya yang sibuk dengan kegalauan, memikirkan diri sendiri, pikiran-pikiran yang sempit tentang makna hidup.

Ukhuwah itu begitu indah. Tapi saya menyesal karena saya terlambat menyadarinya, kenapa baru disemester 4? Kemana saja saya selama 3 semester yang lalu? Kemaanaaa???. Saya menyesal dan juga bersyukur, karena Allah masih memberikan saya kesempatan dan menunjukkan jalan menuju lingkaran itu.

Tak terasa sekarang sudah menginjakkan kaki disemester 7, itu artinya dengan waktu rata-rata saya, saya hanya punya satu semester lagi. Sangat singkat sekali. Masih banyak hal yang belum saya tahu. Masih banyak pemaknaan kebaikan-kebaikan . Saya masih butuh bimbingan.
Bagaimana saya tanpa liqo’? bagaimana saya tanpa sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dalam kebaikan? Bagaimana nantinya?

Pertanyaan-pertanyaan itu menemukan jawabannya yaitu :
“hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian”
“Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi!”
Yaaa.. saya menemukan kata-kata ini didalam buku La Tahzan karangan Dr. ‘Aidh al-Qorni.
Hari ini milik anda, Biarkan masa depan datang sendiri. Dan yang lalu biarlah berlalu.
Bahwa  masa lalu yang telah berlalu tidak akan bisa terulang kembali. Jangan sampai membaca lembaran masa lalu membuat kita kehilangan semangat, menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam “ruang” penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam “penjara” pengacuhan selamanya. Atau diletakkan didalam ruang gelap yang tak tembus cahaya. Yang demikian, karena  masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak kan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali karena masa lalu itu memang sudah tidak ada.
Hari ini adalah milik kita. Ingatlah bahwa “harimu adalah hari ini” yakni, hari ini kita berkesempatan untuk melakukan semua yang terbaik. Tanamkanlah kebaikan sebanyak-banyaknya hari ini, dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah hari ini.
Katanlah “wahai masa lalu yang telas berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti matahari. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tidak akan pernah kembali lagi”.
“wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan.”

Dari beberapa kutipan ini mungkin bisa kita ambil hikmah. Bahwa semua hal yang membuat kita sedih, menyesal, galau, gundah yang telah terjadi dimasa lalu, hal ini janganlah membuat kita terlalu sibuk dengan penyesalan itu. Tapi cukup belajar dari semua yang terjadi untuk keadaan yang lebih baik kedepannya. Hari ini yang kita miliki, nikmati hari ini, kerjakan semua dengan semaksimal mungkin, gunakan hari ini untuk melakukan banyak kebaikan, karena memang kita tak pernah tahu apakah esok masih menjadi miliki kita. Kata-kata yang sangat saya suka dalam novel sang pemimpi yang ditulis Andre Hirata, arai berkata “bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”. Yaaa,, kita memang harus punya impian dan harapan serta cita-cita dimasa depan, tapi juga jangan sampai dengan impian-impian itu kita menjadi terlalu gundah dengan masa depan.

Belajar dari masa lalu, Lakukan yang terbaik hari ini, berdoa dan berusaha untuk masa depan.

Hmm, jadi  saya bisa belajar untuk tak lagi menyesali masa lalu, kenapa baru disemester 4? Kemana saya 3 semester yang lalu? Cukup, cukup untuk berpikir seperti itu. Saya berada disemester 7, walaupun waktu saya terbatas, tapi lakukan hal terbaik yang bisa dilakukan. Sahabat-sahabat terbaik, liqo’, forsis, fornis, kajian mingguan, dan semua kegiatan lainnya, lakukan sebaik mungkin, mencoba untuk bermanfaat untuk sesama. Dan masa depan, berjuang hari ini untuk hal terbaik dan mempersiapkan masa depan, dengan usaha terbaik hari ini, rencana-rencana, mimpi-mimpi, harapan-harapan, serta selalu berdoa. Dimulai dengan doa, disertai dengan doa dan usaha. Serahkan kepada Allah. Dibalik usaha kita mengukir harapan dan mimpi paling indah. Allah maha tahu mana yang terbaik untuk kita. Sehelai daunpun tak akan gugur, semua diketahuiNya, dia Maha mengatur, dan semua telah tertuliskan dalam kitab yang nyata (lauh Mahfuz)

So, lakukan yang terbaik hari ini. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung. Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik daripada hari ini.

Sahabatku.  Kenangan bersamamu, tak kan kulupa , Walau badai datang melanda, Walau bercerai jasad dan nyawa.
Mungkinkah kita terlupa tuhan ada janjinya. Bertemu berpisah kita ada rahmat ujian dan kasihnya. Andai ini ujian terangilah dengan kesabaran. Pergilah gelisah hadirlah cahaya.

      Bukittinggi, 27 Oktober 2013. 13 : 43 WIB.
Terimakasih untuk lingkaran kecil yang selalu istimewa dihati.






Kamis, 24 Oktober 2013

Saputan Pelangi di Rintik Hujan


Lagi-lagi tentang hujan. Apakah hujan menahanku sejenak? Apakah hujan yang turun melukiskan cerita ini? Seperti pelangi yang hadir sesudah hujan, indah. Tapi apakah saputan warna –warna itu tak boleh mewarnai lagi? Membeku dalam diam, cukup seperti itu saja.
Semua tak ada yang kebetulan. Bahkan hal yang paling kebetulan sekalipun. Semua karena rencana Allah terlalu megah untuk kita pahami. Sejatinya semua yang kita rencanakan dengan sebaik mungkin, tapi kita harus menyadari.” Allah yang maha memiliki rencana yang sangat indah”.  Ketika satu hal yang kita rencanakan tapi bukan seperti cerita yang ingin kita tuliskan. Sebenarnya ada hikmah dibalik itu semua, dan maknai lah, bahwa Allah sedang mempersiapkan cerita untuk kita.
Hujan turun menahanku. menghadapNya.
Aku tahu, aku tak berhak melukiskan lagi saputan warna pelangi. Bukankah ini anugerah dari Nya?
hmm, entahlah. Aku tak bisa menjelaskannya, aku tak bisa memahaminya. Mungkin ini hanya kekagumanku saja. Padamu yang berjalan dijalanNya. Setidaknya itu harapanku.
Apakah ini sebuah bentuk titian ujian dariNya?. Sejujurnya begitu berat, sangat berat. Tak pernah sedikitpun terlintas diotakku. Semua karena ada damai yang kutemukan dijalan ini, ada ketulusan yang selalu kurindukan dijalan ini, ada banyak pemahaman baik yang mampu membuatku kembali memaknai  mozaik kehidupan ini. Aku kembali berkaca dalam lubuk hatiku, ah. Aku masih jauh, sangat, sangat jauh dari baik. banyak hal yang harus kuperbaiki, kupahami lagi. Aku malu padaNya, aku malu pada diriku sendiri.
Aku tak ingin semua menjadi sia-sia jika sedetak hatiku salah memaknai jalan ini. Mampukah aku tetap seperti semula? Mungkin ini sebuah proses untuk meletakkannya ditempat yang paling sederhana dihati, membuat lengah dan tak waspada walaupun sebenarnya tak kan pernah terlupakan.
Sejuknya tetesan-tetesan air mengaliri wajahku, tanganku, kakiku. MenghadapNya.
Aku malu dengan sepersekian detik tatapan ku yang tak sengaja. Aku malu, aku sungguh-sungguh sangat-sangat malu.
Semoga semua tetap seperti semula. Semoga dan semoga. Semoga ini bukanlah ujian yang melapukkan langkahku, aku belum pantas berharap, aku malu berharap, aku malu.
Tak ada yang mampu menyingkap rahasia besar itu, serahkan semua pada Nya, pada yang Maha Mengatur. Semua perputaran waktu? Apakah diperputaran waktu semua akan tetap ada atau akan berlalu begitu saja. Ya Allah yang maha membolak-balikkan hati. Tetapkan hatiku dijalanMu. Jika dia bukanlah yang tertulis untukku, maka damaikanlah hatiku dengan ketentuanmu. Sehelai daunpun tak akan gugur tanpa izin dariMu, apalagi tentang detak waktuku.
“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada padaNya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahuiNya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am : 59)

Bukittinggi, 24 Oktober 2013
Rintik hujan, saputan pelangi, kepingan mozaik kehidupan.

Rabu, 23 Oktober 2013

Ma, Ajarkan Aku Untuk Meletakkan Sesuatu Juga Dengan Penilaian Hati


Inilah perjalanan. perjalanan ini bukan tanpa alasan. Semua alasan tertulis dengan sangat jelas. "Ibadah padaNya". Disetiap detik perjalanan ini akan ada hal-hal yang harus dikerjakan dan diselesaikan. jangan hanya sampai pada tahap itu saja. belajarlah untuk mengikhlaskan niat juga untuk "beribadah padaNya".

Terkadang diperjalanan ini ada hal yang terlihat sulit, tapi mungkin untuk dilakukan. Optimis dan percaya dengan proses. Semua butuh proses untuk bisa mencapai tujuan. Bukankah Pedang yang tajam ditempa pada suhu yang sangat ekstrem?. Bukankah mutiara yang mahal penuh perjuangan dari kerang yang bertahan dalam kesakitan?. 

"ketahuilah nak, Hal yang paling sulit untuk ditaklukkan adalah diri sendiri". pasan mandeh. Ya ma, iyi akan mengingatnya ma.
pada diri saya selalu saja ada defense. Saya mencoba berpikir, sampai kapan harus defense yi?. maka kompetisi yang sebenarnya itu adalah dengan diri sendiri dan waktu yang kita punya. ya, itulah kompetisi yang sebenarnya, tidak hanya dalam hal pelajaran dikampus, disekolah tapi juga dalam setiap detik perjalanan kehidupan kita. ketika seorang kakak membacakan pesan kepada saya "tugas yang kita punya lebih banyak dari pada waktu yang kita miliki". hmm.. saya masih saja belum menggunakan waktu dengan baik. belajarlah, belajarlah untuk berproses.

Man Jadda wa jada. siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. saya sangat suka dengan kata-kata ini. keberuntungan itu mungkin ada karena keberuntungan itu adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan. Maka persiapkanlah sebaik mugkin.

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, semoga kita juga bisa berproses untuk bisa bermanfaat untuk orang lain, tapi ayooo belajar berproses untuk mengikhlaskan niat hanya padaNya. Ma, ajarkan selalu anakmu untuk selalu bersyukur padaNya, meletakkan sesuatu dengan penilaian hati, tak berambisi dengan pandangan orang lain, dan selalu berproses untuk mengikhlaskan hati hanya dan hanya karenaNya. 

Semangat berproses. Percayalah semua dimulai dengan doa, disertai dengan doa, dan doa kedua orang tua menjadi yang lebih utama. 

Bukittinggi. 23 Oktober 2013. 23:17 WIB. 
*meletakkan sesuatu dengan penilaian hati.

Senin, 07 Oktober 2013

Jilbab (Bincang-bincang bareng FORSIS Bukittinggi FIP UNP)

ketika berjilbab saya takut dipandang "orang yang sangat baik" padahal nyatanya saya tidak sebaik itu | tapi berdoalah "Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka sangkakan".
ketika memutuskan berjilbab saya takut sahabat-sahabat saya akan menjauhi saya dan berubah kepada saya | percayalah, sahabat sejati adalah sahabat yang mengingatkan dalam kebaikan dan sahabat sejati akan berusaha memahamimu, bahkan kamu yang akan sama-sama berjalan bersamanya dalam proses kebaikan.
mungkin banyak alasan-alasan lainnya yang menghalangi kita untuk berjilbab, tapi dengan selalu berusaha mempunyai pemahaman yang baik, seiring berjalannya waktu kita akan memahaminya.
Tidak hanya kita yang menjaga jilbab itu, "tapi jilbab itu juga menjaga kita", menjadi sebuah alarm disaat hati mulai lalai, menjadi identitas kita sebagai seorang muslimah yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Jika ada setitik kebaikan, maka maknailah, tapi jika menemukan kekurangan dan hal-hal yang tidak pantas, maka itu murni karena saya, teman-teman semua, belajar tertatih untuk berjalan dijalanNya, belajar untuk berproses, maka jangan disalahkan jilbabnya.
terimakasih untuk sahabat2 keluarga forsis bukittinggi.
semoga hati hati kita selalu tetap belajar untuk istiqomah dijalanNya
selalu mengingatkan dalam kebaikan. selalu menjadi penawar disaat hati terasa kosong dan lalai dalam mengingatNya.
Bukittinggi, 7 Oktober 2013
Ruang seminar PGSD
#FORSISBKTFIPUNP
#BINCANG2FORSIS 

Selasa, 17 September 2013

Hujan, (Hujan Bagiku)


Hujaaaaannn, hujaaaaannnn...
Hujan selalu setia menyapa disetiap langkahku menuju pulang, menemani dengan hangatnya senyuman, kau tau, aku pernah membenci hujan, walaupun hujan menyimpan rapi setiap kepingan kenangan, hujan sesuatu yang ku benci tapi kadang ku rindu tapi sekarang aku berusaha untuk tidak membenci hujan, karena setelah aku tau, makna bersyukur padaMU, disana ada banyak orang yang merindukan hujan, hujan dariMu. 
Ampuni hamba yang masih saja tak pandai bersyukur padaMu ya ALLAH.

Kerinduan (Semoga Tetap Merindu)


Aku ingin bertanya padamu kawan…
adakah yang membuatmu merasa jauh dariku?
apakah luapan emosi negatif membuat kita menyisakan goresan dihati?
tapi sejenak detik terhenti, kamu menghampiriku dan berkata “maafkan aku, aku tahu kamu takkan salah paham, itu bukan aku, semua hanya aku sedikit kesulitan dalam mengatasi stressor-stresor ini.”
adakah kau temukan aku bukanlah aku yang kau kenal dengan sangat baik, seperti dahulu?
apakah aku melangkah menjauhi posisimu?
atau mungkinkah kita berjalan melewati arah yang berbeda?
waktu memang tak pernah bisa berhenti kawan
dan apakah semua terlarut bersama waktu?
jika memang waktu bisa sembuhkan setiap luka, apakah waktu juga mampu mengubur semua?
aku hanya merasa, bukan terbawa dengan semua kenangan kita dulu, setidaknya begitu yang aku inginkan…
tapi… butiran-butiran bening itu membuatku tak mampu membohongi semua, sejujurnya aku merindukan kita yang dulu…
langit ini masih sama kawan, angin ini juga angin yang sama, hujan ini juga hujan yang sama,,jalan ini juga jalan yang sama,,hanya aku yang merasa semua sangat jauh berbeda kawan.
aku takut terlalu bahagia bersamamu dan aku takut menyimpan semua kenangan indah ini dengan terlalu rapi karena aku akan mati dan terbunuh dengan kerinduanku saat aku terjaga dan menyadari, kadang waktu tak hanya menyembuhkan setiap luka, tapi juga semua cerita kita terlarut bersamanya…
aku selalu berdoa semoga aku masih mempunyai kesempatan yang sama,menemui mu didimensi kerinduanku dan kerinduanmu tentang cerita kita.
tumpahkan kerinduanmu dibahuku dan kita terisak bersama menyadari bahwa kita benar-benar merindukan hal yang sama…

Cermin (memaknai kembali)


"Cermin" saya membaca sebuah catatan Fahd Djibran dibukunya curhat setan. Entahlah, apakah saya memaknainya dengan benar, tapi dari catatan itu ada hal yang tak terlupakan, ada hal yang bermakna, yaaa,, "ilmu tentang batas". Dia akan hadir seperti cermin, cerminan dari dirimu. 
kita seringkali bertanya-tanya "siapakah kau?" tapi sebenarnya dia disana juga sedang mempertanyakan hal yang sebenarnya sama "uak hakapais?" dan kita bertanya-tanya apa yang ada dibalik cermin itu? hmm, kenapa kita hanya bisa menatap cermin dalam diam, kenapa antara kita dan seseorang yang didalam cermin ada batas, bagaimana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontar kita menembus batas itu? tapi, ketika kita memaksa untuk menembus batas, malah cermin itu menjadi pecah, bukan jawaban yang kita dapatkan tapi malah luka akibat pecahan cermin. 
yups, saya juga bukan malaikat yang bebas dari getaran-getaran hati, tapi dengan memahami makna "batas" semoga kita kembali memaknai dalam menyikapi luapan emosi, batas membuat kita belajar untuk memaknai, batas membuat kita tetap berdiri diposisi kita masing-masing, tetap menjadi sahabat yang baik, tetap dengan tawa dan cerita-cerita kita, seperti apa adanya. 
yaa,, tidak menembus batas, hingga kita tau, akan ada jawaban dariNya. yaaa,, seiring berjalannya waktu maka kita kan menemukan jawabannya, tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, hingga ada syukur, bahwa dengan tetap berada diposisi kita masing-masing itu adalah yang terbaik, tidak ada luka, tidak ada hati yang pecah, dan tidak ada kehilangan dimensi untuk memaknai, walaupun terkadang ini terlalu mengejutkan dan saya berujar,, rencana ALLAH selalu sempurna.

Selasa, 03 September 2013

kesedihan terdalam

Ditumpukan tanah merah
Tatapan tersedihmu
Hanya bisa mendengarkanmu
Menyusun setiap kenangan
            Harum mawar masih segar
            Sesegar ingatanmu
            Dan hatiku bergetar
            Setiap kau mengucapkan
            “ibu, terlalu cepat bu..”
            Air mataku tertahan
            Jangan basahi lagi
Kita duduk disamping tumpukan tanah merah
Menekurkan kepala dan melafazkan doa

                              Padang, 16 Agustus 2013

*semoga kamu melewati detik kesedihan terdalammu dengan mendekatkan diri padaNya,, aku menyayangimu.

Sabtu, 13 Juli 2013

Detik Waktu


Bismillahirrahmanirrahim
“Selamat memasuki semester selanjutnya” kata-kata itu tertulis dibuku catatan saya, tanpa terasa libur semester telah berakhir, sekarang saatnya kembali memulai semangat disemester ini, kembali dengan rutinitas kita masing-masing, mengumpulkan semangat untuk mengerjakan tugas-tugas yang mulai mengantri, kembali menyambut matahari pagi dengan senyum dan melenggang kekampus, kembali mulai terbiasa dengan senyum-senyum persahabatan teman-teman dikampus, dan juga senyum dari dosen-dosen yang siap membagi semangat untuk berdiskusi tentang banyak hal.
Liburan terasa sangat sebentar, pada saat liburan saya sempat bertemu dengan teman SD saya, kembali mengingat kenangan-kenangan saat SD, menertawakan banyak hal yang terasa sangat lucu kalau diingat sekarang. Rasanya baru kemarin saya SD, sekarang sudah kuliah saja, tanpa disadari begitu banyak yang berubah, dan begitu cepat waktu.
Liburan yang sebentar, bertemu dengan teman SD lalu mengenang masa-masa SD, sesuatu yang sangat sederhana, tapi jika dilihat lagi dari perspektif yang berbeda, semua tidak sesederhana itu, ya, waktu, begitu cepatnya perputaran waktu bahkan tanpa kita sadari.
Banyak hal yang harus kita syukuri, bersyukur, bersyukur dan bersyukur, dengan semua nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh ALLAH, tapi waktu salah satu nikmat yang mudah sekali untuk kita lupakan, kita lupa untuk memperhitungkan waktu yang selama ini telah diberikan. Kita dengan mudahnya menghambur-hamburkan waktu untuk melakukan banyak hal yang kadang tak ada manfaatnya, menghabiskan waktu seharian untuk nonton film, menghabiskan waktu dengan game online, atau sibuk dengan jejaring social yang sampai sekarang masih sangat diminati.
Kata-kata dari seorang arif menjelaskan “jangan sekalipun melewatkan harimu tanpa sesuatu yang bermanfaat, dan jangan belanjakan hartamu untuk sesuatu yang sia-sia. Sebab umur teramat singkat dan harta terlalu sedikit.”
Bertemu dengan teman-teman saat kita masih SD, SMP, atau SMA adalah salah satu hal yang bisa kembali mengingatkan kita bahwa waktu selalu berputar, ALLAH mengasih kita modal waktu, tapi setiap detik, setiap hari, jatah waktu itu selalu berkurang. Itu artinya kita harus selalu menyadari bahwa hidup didunia ini hanya sementara, dan akan ada detik terakhir dihidup kita.
Secara sederhana, kita analogikan hidup didunia ini seperti sebuah perjalananan, Kita menuju sebuah tempat tujuan terakhir, tapi sebelum menuju tempat terakhir itu, kita akan melewati sebuah persinggahan dulu. anggap saja  study tour mahasiswa Universitas Negeri Padang menuju Universitas Riau.
Kita akan menuju Riau, tapi sebelumnya kita diturunkan dulu di Bukittinggi, singgah sebentar di Jam Gadang dan sekitarnya untuk mencari bekal nanti diPekanbaru. Pengawas kita berpesan, bertebaranlah dulu disekitar Jam Gadang, carilah bekal yang banyak untuk di Pekanbaru kelak, karena di Pekanbaru tidak  ada orang yang jual nasi Kapau, tidak ada orang yang jual pensi, tidak  ada orang yang jual rendang, jadi silahkan perbanyak bekal, dan jangan sampai terpesona dan terhanyut dengan indahnya kota Bukittinggi, panorama yang memandang kearah Ngarai, janjang 40, lubang japang, kebun binatang, the great wall koto gadang, dan pemandangan indah lainnya.
tiba-tiba pengawas mengumumkan untuk segera berangkat ke Pekanbaru, nah loh, sedangkan tadi kamu hanya berleha-leha untuk menikmati keindahan panorama sehingga lupa mempersiapkan bekal. Tapi waktu tidak bisa diputar ulang, tidak bisa mohon banding, siap tidak siap, mau tidak mau, kamu harus berangkat ke Pekanbaru.
dikehidupan kita ini, mungkin akan panjang perjalanan yang akan kita tempuh, tak sesederhana perjalanan singgah di Bukittinggi, kita sekarang berada dipersinggahan sementara didunia, begitu banyak suka dan duka yang harus kita jalani, begitu banyak cobaan yang kita kewati tapi juga begitu banyak hal yang membuat kita bersyukur, tapi suka dan duka, luka, air mata dan bahagia, semua akan berlalu.
Semua tak pernah terlewatkan, semua detik waktu yang berputar tak pernah salah, karena kita percaya bahwa kadang hal yang menurut kita itu adalah yang terbaik untuk diri kita, tapi diatas semua rencana kita, Allah SWT mempersiapkan rencana terbaik untuk kita, melebihi yang kita bayangkan, tak jarang kadang kita begitu kecewa dan langsung berburuk sangka, tapi setelah kita memahami lagi… ternyata memang hal itu adalah yang terbaik…
“dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfuhz). “(Q.S Al-an’am : 59)

“Sesungguhnya hanya disisi Allah ilmu tentang hari kiamat. Dan dia menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha mengenal.” (Q.S Luqman : 34)
ALLAH berfirman dalam surat Al-‘Ashr yaitu :
1.     .demi masa
2.     Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3.     Kecuali orang-orang ynag beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.

Oleh karena itu “sahabat yang baik itu adalah sahabat yang membawa kita kepada kebaikan dan saling mengingatkan dalam kebaikan”.
Dan suatu hari Rasulullah kedatangan seseorang yg menanyakan tentang sahabat yg shohih (baik)
Rasulullah SAW menjawab : Sebaik-baik di antara kamu ialah dia yg mengingatkan kamu kepada Allah Azza Wa Jalla, Ucapannya menambah ilmu mu dan Perbuatannya mendorongmu beramal untuk akhirat (HR.AL-HAKIM,TI­RMIDZI DARI IBNU AMRU BIN ASH)
Dan dalam surat Yunus ayat 24 ALLAH berfirman :
”sesunggunya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), diantaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab kami pada waktu malam atau siang lalu kami  jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan kami) kepada orang yang berpikir. “
kita bersyukur masih diberikan waktu didunia ini, kita bersyukur,  dan harus selalu bersyukur. Mudah-mudahan kita adalah orang yang termasuk menyadari keberadaan kita didunia ini, dan kita termasuk kepada orang yang tidak terbawa dengan arus dunia saja. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung didunia dan diakhirat. Amiinn.

Bukittinggi, 8 februari 2013
catatan yang tertunda, hehe :)
semoga bermanfaat




Sederhana Memaknai


Kau hanya menatap hijaunya daun disekelilingmu, sesekali angin menerpa wajahmu…
Ada salam yang kau sampaikan pada biru langit,,
“hmm,, andai aku bisa menitipkan sesederhana senyum diwajahnya”
“Tapi tetap saja aku tak bisa sesempurna mentari dimatanya, aku tak bisa sesegar air yang mengaliri disetiap sela-sela amarahnya.”
“Apakah memang begitu? Saat jauh kaki melangkah maka ada rindu disana?
kenapa tak robohkan tingginya dinding-dinding kebekuan yang harusnya semua itu bisa kita syukuri…”
Kau melangkah perlahan, menatap sudut jingga dilangit, menengadahkan tangan menampung bulir-bulir gerimis yang turun perlahan.
“Engkau memang tak memberitahuku ungkapan seperti untaian rintik hujan yang jatuh, karena sederhana yang harus berusaha kumaknai, yaa, hanya semua hal-hal sederhana yang terbaik yang selalu dilakukannya dengan setulus hati”
“apakah aku memang pantas untuk mempertanyakan pada senja, aku memang belum bisa menjadi yang terbaik untuknya?”
“hanya hatiku yang selalu mengeja doa, aku ingin menjadi yang terbaik untuknya, Ya Allah, bahagiakan mereka sepertiku.”
Padang, 14 Juli 2013
sederhana memaknai

Sabtu, 29 Juni 2013

Pemahaman yang Baik, Semoga...


Selalu saja jika berbicara tentang perasaan, emosi, akan tetap menjadi teka-teki
Ini tentang sebuah perasaan yang saya sendiri tak mampu untuk mengartikannya
Mencoba mencari jawaban atas rasa penasaran tersebut.
Tapi seiring berjalannya waktu saya sendiri hanya bisa tersenyum mengingat hal-hal yang seharusnya tak perlu saya pikirkan.

Kita butuh waktu untuk menemukan sebuah pemahaman yang baik, bukan berarti untuk menemukan pemahaman yg baik itu mudah, sekedar memahami makna dari kata-kata, tapi hal yang paling sulit adalah berdiskusi dengan diri sendiri, menertawakan diri sendiri tapi juga mencoba kembali menyatukan logika dan emosi untuk bisa sejalan tanpa ada yang mendominasi, agar jadi sebuah ritme nan indah, tapi jika semua tetaplah teka-teki yang tak terungkap lantas apa yang harus dilakukan???

Update terus pemahaman yang baik tersebut, perbanyaklah membaca, sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, amati lingkungan, mencoba untuk bermanfaat bagi orang disekitar kita, kembali belajar banyak hal, bahkan yg paling penting dalami pemahaman agama, karena masih banyak sekali yang harus kita pahami, apalagi jarak yang sudah ribuan tahun memisahkan kita dari Rasulullah, hmm.. ini sebuah tamparan bagi diri saya sendiri (aduuh,,) yups, banyak hal yang saya tak tahu, sahabat-sahabat Rasulullah, riwayat hidup Rasulullah,  perjuangan Rasulullah, sejarah-sejarah Islam, apalagi tentang ibadah, Fiqih, dan lainnya, jangan tanyakan, masih banyak sekali yang harus dipahami.

atau jika semua ini tak bisa juga menghilangkan kegundahan perasaan itu? maka tuliskanlah, walaupun kita tak pernah tahu apakah orang tersebut akan membaca tulisan itu atau tidak, tak masalah, sebuah tulisan dengan ungkapan emosi mempunyai jiwa tersendiri, luapan emosi disebuah tulisan itu akan memberikan sebuah proses pembelajaran, hmm… ya setidaknya itu adalah sebuah proses yang harus dilalui.

Sebelum mempunyai pemahaman itu boleh lah tak mengerti, tapi jika telah belajar memiliki pemahaman yang baik, maka maknailah sebuah penantian itu dengan memperbaiki diri, bersabar, dan merahasiakannya,,

Terimakasih ya ALLAH telah menunjukkan jalan terbaik, mengenal sosok-sosok yang luar biasa, mendapatkan tarbiyah yang baik, (makasiiii kakak, kangen untuk kembali berkumpul dilingkaran kecil itu, dan bertemu dengan dua jagoan kakak, semoga kakak selalu sehat dan juga selalu dirahmati ALLAH). Menemukan sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dalam kebaikan, kepada kalian tempat berbagi saat terkadang cobaan ini kembali datang, kembali segarkan pemahaman, percayalah sehelai daunpun tak akan gugur tanpa izin dariNya, apalagi semua cerita ini, semoga kita bisa tetap kuat bersama, terimakasih juga untuk selalu memberikan semangat memaknai huruf-huruf yang tersusun rapi dilembaran kertas, membaca. terimakasih juga untuk sahabat-sahabat yang baik yang selalu bersedia mengajak jalan-jalan (ini benar-benar jalan-jalan, jalan kaki) lalu melihat dari perspektif yang berbeda, mensyukuri banyak hal, melihat banyak hal yang menakjubkan disekitar kita, (masih ingat saat kita jalan-jalan ke rumah sakit dan menyaksikan seorang bayi yang masih merah yang diazankan ayahnya, lalu nenek nya bercerita kepada kita, ini anak pertama sang ayah, waa,, subhanallah, tiba-tiba rindu untuk pulang membuncah, masih ingat saat kita sholat dimesjid yang keren, lalu lupa waktu dan terkunci dari dalam, hehehe…) terimakasih juga untuk sahabat-sahabat dikampus yang selalu setia berbagi semangat untuk belajar,kuliah jadi seru, hehehe (yang rajin bikin tugas, ayoo balapan bikin tugas, yang heboh dikampus, masih ada ngak ya lempar-lempar sepatu nya? wkwkwk) 

Saya membaca sebuah filosofi tentang membaca dibuku Soliloquy, “ berjalan menurut anggapanku adalah tindakan hidup yang paling mengasyikkan. Sewaktu kaki melangkah, aku seolah mempunyai dunia sendiri yang berjarak dengan apa yang ku jejak, yang terlepas dari apa yang ada disekitarku. Sebuah dunia kecil yang mengunci keberadaanku sekaligus membuatnya terkurung dalam keramaian” lalu kita berdiskusi tentang perasaan itu, benar kawan, ini bukan tanpa cobaan, tapi lepaskanlah sesuatu yang belum berhak untuk kita miliki, jika memang dia, ALLAH yang akan menunjukkan jalan ceritanya, atau jika bukan dia, percayalah ALLAH akan mengganti dengan yang lebih baik.

“dan kunci-kunci semua yang gaib ada padaNya, tidak ada yang mengetahui selain Dia. dia mengetahui apa yang didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahuiNya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS al-an’am : 59)
semoga ALLAH menunjukkan jalan terbaikNya,, aamiin...

Padang, 29 Juni 2013.
salah satu jejak langkah sebuah proses
luapan rindu diLingkaran kecil itu

Selasa, 25 Juni 2013

Mendaki Gunung Merapi (Sumatera Barat), Salah Satu Mimpi Genggam Nyata..


Bukittinggi,, saya tak pernah menyangka menjadi bagian dari kota bukittinggi, yang pasti saya bersyukur berada dikota ini,, karena semua pengalaman yang tak terlupakan itu juga berawal dari kota ini, Bukittinggi…
Hari ini matahari kembali bersinar seperti biasanya, saya melihat kearah utara dari kost saya,,yups,, disana puncak merpati,, puncak diatas gunung merapi…
semua otot-otot kaki saya terasa kaku, yaa,, 6 juni 2013, salah satu pengalaman yang tak kan terlupakan itu dimulai…
sehabis ujian akhir semester, teman-teman saya seperti biasanya merencanakan untuk mendaki merapi, tahun lalu mereka juga mendaki merapi hanya saja saya belum berkesempatan untuk ikut.
Sehari sebelumnya kami telah mempersiapkan apa saja yang akan dibawa, karena saya pemula, jadi saya setuju-setuju saja dengan saran-saran dari teman-teman.
Kami berencana berangkat dari bukittinggi jam 9 pagi, tapi karena sesuatu dan lain hal, hehe,, keberangkatan menjadi jam 11.30, padahal teman saya ozzy yang berangkat dari Padang datang tepat waktu jam 9. Kami berkumpul didepan kampus (ini salah satu tempat yang strategis karena udah biasa kekampus mungkin ya, hehe) lalu menaiki angkot yang sengaja disewa untuk bisa mengantarkan ke Koto Baru, tempat untuk memulai pendakian.
Setelah sampai diKoto Baru, kami melapor kepada petugas menuliskan nama siapa-siapa saja yang akan mendaki, meninggalkan no Hp, dan segala macam administrasi nya, dan lagi-lagi teman saya yang menghandle, hehe…


administrasi dulu yaa..
Perjalanan dimulai, kami mendaki 17 orang, saddam (yang udah puluhan kali mendaki, dan dia secara tidak langsung bisa dikatakan sebagai guide kami semua, heehe) bro bayaik (walaupun belum sampai puluhan kali mendaki, tapi percaya de, dia seksi dari segala seksi yang sangat jitu,hahah,,#apa ini) ozzy (jauh-jauh dari Padang dan ontime) alfi, aldo, (kasuk), danny, faiz, afri, puja, yang cewek-cewek ada maya, fadilah (saya biasa manggil iya), Tata, vivi (biasa saya panggil Pipay), devi (biasa saya panggil pipi), yori (biasa saya panggil Oror), wara (biasa dipanggil mbak wara), dan riri (saya sendiri,, ehhehe) maaf, maaf, sok-sok an formal perkenalan saya.
kebun dikiri dan kanan
Perjalanan mendaki merapi dimulai, ini perjalanan saya yang pertama, melewati kebun-kebun sayur yang ada ditepi jalan, beberapa kali juga berpapasan dengan bapak-bapak yang sibuk dikebunnya, hijau, asri, segar,, tapi matahari terik diatas kami, dengan sesekali kami tertawa bersama membuat perjalanan ini lebih baik. dari kejauhan saya melihat ada sebuah rumah kayu, pipi bertanya “dam, itu posko satu?” sadam menjawab “iyo, disitu wak baranti partamo pi” saya yang mendengarkan jadi lebih semangat untuk berjalan lebih cepat, hahah…
Sesampai di posko 1, kami istirahat dulu, masuk ke posko, bertemu juga dengan beberapa pendaki yang udah turun, mengisi energi dengan minum dan memakan roti persediaan kami. Setelah jam menunjukkan 13.00 wib kami lanjut mendaki, beberapa menit setelah berjalan, kami berhenti untuk sholat dulu, karena disana ada air untuk berwudhu’. Mengisi botol-botol minum yang kosong. Meneguk air dikaki gunung merapi, dingiiiiiinnn,, seperti air dari kulkas.
sholat dulu, ngantrii yaa

yg udah sholat istirahat dulu, airnyaa dingin


Perjalanan dilanjutkan, saya berjalan dekat dengan pipi, lalu kami membaca plang yang kami temui dengan tulisan “4 km” lalu kami menggemakan kebahagiaan yang sedikit lebay
“waa,,, pii,, alah 4 km” komentar saya,,
”iyooo ri,, semangat” balas pipi.
beberapa teman yang berada didekat kami tertawa. Lalu bro bayaik berkomentar “haha,,semangat bro, masih ado sisonyo tu bro” wkwkw,,
Kami sampai dipos 2, segera saya mengambil posisi duduk yang nyaman, sambil membiarkan kaki-kaki saya istirahat sebentar, rasanya kaki-kaki saya mulai protes, haus juga terasa, saya meminta minum kepada teman-teman, lalu faiz yang waktu itu memegang minum menawarkan minum, lalu kami juga bertemu dengan seorang cowok yang juga sedang beristirahat diposko, tak lama kemudian 3 orang temannya juga mengambil posisi duduk, mereka baru saja turun. Salah seorang dari mereka cidera, kakinya terkilir dicadas, tapi ia tetap berusaha menuruni gunung walau tertatih dan sebuah tongkat menopang tubuhnya,, hmm, cadas,, seperti apa ya? Saya bergumam dalam hati dan sibuk menerka-nerka,, mereka juga memberitahu kami untuk menghemat persediaan air karena diatas air ngak ada.
kami segera mempersiapkan makan, saya beranjak dari tempat duduk saya, oror dan teman-teman mengeluarkan nasi goreng yang telah dipersiapkan tadi pagi,, waa,, saya ngak ikut mempersiapkan karena buru-buru kekost saya karena belum packing, hehhe… karena persediaan air terbatas maka tidak boleh ada yang cuci tangan pake air, hmm,, awalnya saya merasa agak aneh, hehe,,
Kami melanjutkan perjalanan, setelah berhenti dan makan siang, kaki-kaki yang tadi protes mulai merasa lebih baik, hehe,, saya mencoba untuk berjalan bagian depan, tapi lama-lama lutut saya mulai terasa kaku, saya mencoba memperlambat langkah, dari bagian depan perlahan-lahan saya berada dibagian belakang,, karena terkadang saya harus berhenti untuk duduk dan meluruskan kaki saya,,
Perjalanan harus tetap dilanjutkan, karena masing-masing kecepatan kami dalam melanjutkan perjalanan beda-beda, maka secara tidak sengaja dari 16 orang kami menjadi beberapa kelompok dalam perjalanan, walaupun kadang tak terlihat teman-teman yang udah jalan didepan atau dibelakang tapi masih dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
Saya, mbak wara, ozzy, puja, dan pipi berada disatu barisan untuk menuju puncak, hehe… sesekali saya dan pipi membahas banyak hal untuk mencoba membuat perjalanan menjadi terasa singkat, ini untuk kedua kalinya kami mencoba melupakan jarak, yups, sebelumnya beberapa minggu yang lalu, kami nekat mengikuti maraton internasional sejauh 10 km (azeeeh, gaya banget kedengarannya) heheh,,tapi belum nyampe garis start saya udah cidera duluan, waa,,, malu-maluin banget,, maraton udah beganti aja dengan jalan santai, haha,,,
“Sebenarnya bukan tingginya gunung yang harus kita taklukan, tapi…” saya sengaja untuk tidak menyelesaikan kata-kata saya,
“yang harus ditaklukan adalah diri kita sendiri” lanjut pipi,,
lalu kami tertawa bersama,, beberapa kali dengan gaya ala dora the explorer kami mengulang-ulang kata-kata itu karena terlalu sering diulang kami tertawa, tertawa dengan makna masing-masing,,
“apa yang harus kita taklukaaaaaannnn???”
semua menjawab “diri kita sendiriiiii…”
“apaaaa???”
“diri kita sendiri”
“apaaa??Kurang kerass”
“diri kita sendiri”
“apaaa?? Sekali lagi”
“diri kita sendiri”
“hahaha…”
Disela nafas yang terengah-engah kami masih sempat untuk tertawa,,saya mencoba menyugesti diri saya, perjalanan ini indah jika bisa dinikmati, bukanlah puncak satu-satunya tujuan, tapi proses dalam menuju puncak, itu akan menjadi bagian yang takkan terlupakan dari proses perjalanan ini, saya yakin itu, dan ini akan menjadi jejak-jejak langkah yang tak akan saya lupakan jika saya sampai dipuncak nanti.
Setelah beberapa menit perjalanan saya merasa mendapatkan teknik yang baru untuk mengatasi kaki saya yang protes, bahkan terkadang begitu berat untuk dilangkahkan. Ketika mendaki saat lutut mulai terasa ngilu dan tak bisa dilangkahkan lagi, maka katakan “pause”, hehee,,, berhenti ditempat seperti mematung tanpa mengubah posisi, berarti bukan seperti awal lagi yang ketika berhenti harus duduk dan meluruskan kaki, lalu katakan “play” untuk kembali lanjut, hahaha,… ini juga untuk kami berlima yang berjalan berdekatan agar bisa menunggu yang lain saat kakinya protes tak tertahankan. Pause dan play beberapa kali kami lontarkan, dan ternyata ini lumayan ampuh untuk menambah kecepatan kami mendaki, hahaha,,
Dibeberapa perjalan terkadang saya akui, pendakian yang tak mudah untuk lutut yang terasa begitu cepat ingin sampai diatas, tapi sesekali di beberapa tempat yang kami lalui kami bisa melihat pemandangan jauh kebawah, “subhanallah sungguh indah” dan itu mengobati semuanya, dan membuat semangat kembali membara,,
Diperjalanan, kami menemui beberapa batu-batu, jadi ingat kata-kata teman-teman diperjalanan tadi “kalau lah ado batu-batu dijalan itu dakek ka cadas mah, beko tibo diterowongan dan pintu angin, lah tibo mah”.
Bagi kami berlima yang semuanya merupakan pendaki pemula, menemui batu-batu berarti sebuah harapan, hehehe… bahkan kami menebak, apakah ini pintu angin? Hahaha…
Puncak terlihat, cadas juga terlihat,, kami sangat senang,,
Beberapa menit berjalan, teman-teman yang tadi berjalan duluan udah menunggu, waa,, senang rasanya bisa kembali bersama-sama, hehe… sejenak beristirahat, sambil bercerita dan tertawa, dan setelah diabsen semua udah lengkap, perjalanan dilanjutkan, dan tak lama kemudian, kami sampai diatas, “subhanallah, pemandangan sudah mulai terlihat, indaaahhh,,” kami kembali beristirahat, disalah satu pohon ada plang yang saya baca “pintu angin” oowwh, ternyata ini yang pintu angin, bukan yang kami kira tadi, saya mencoba menerka-nerka pintu angin itu gimana ya? Hehe,, ngak tau juga gimana bisa disebut pintu angin, tapi memang dari sini, hembusan angin mulai terasa menerpa wajah, bahkan dingin juga mulai terasa, tempat kami berhenti, salah satu tempat yang bisa untuk mendirikan tenda, tapi kami kembali untuk beristirahat, saya melepaskan tas yang dari tadi setia berada dipunggung saya, meluruskan kaki, dan mengistirahatkan badan sejenak, menatap langit, awan bukan berarak lagi, tapi seperti berlari dengan sangat cepat. Teman-teman sibuk membahas topic yang selalu sukses membuat kami semua tertawa.
pintu angin


Setelah berdiskusi kami memutuskan untuk mendirikan tenda dibagian yang mendekati cadas, maka setelah beberapa menit berjalan keatas, kami sampai ditempat. disekelilingnya yang masih berdekatan terlihat beberapa tenda yang sudah lebih dulu didirikan, kami sampai ditempat, kami sempat menyapa seorang laki-laki paruh baya yang sibuk dengan kamera nya,, kami mendirikan tenda tepat diatas tenda bapak tersebut.
Mentari mulai condong segera tenggelam, awan-awan yang tadi terlihat putih berubah menjadi merah, seperti terbakar api,,sesekali mentari terlihat, sesekali tertutup awan yang jadi merah, seperti berkejar-kejaran awan yang silih berganti melewati mentari, saya menatap jauh, disana laut, saya teringat beberapa minggu yang lalu, saya sempat menikmati pemandangan indah mentari yang perlahan mulai tenggelam ditepi pantai Padang, mengayuh sepeda disepanjang jalan bersama Tia, Iin, Rozi, dan Rizki, tak terasa sekarang begitu jauh jaraknya, masih mentari yang sama, diwaktu yang berbeda saya mengagumi keindahan itu sekarang dari atas gunung, perlahan-lahan jingga disudut langit, satu-persatu titik-titik cahaya dari bawah mulai menyala, itu beberapa kota yang terlihat dari atas puncak merapi. “subhanallah..indaah” azan menggema sampai kepuncak gunung merapi, sungguh senja yang sempurna… kami bersiap-siap melaksanakan sholat magrib, karena tidak memungkinkan untuk berjamaah, kami sholat sendiri-sendiri, saya meminta izin untuk menggelar sajadah didepan tenda bapak yang tadi sibuk dengan kameranya, berdiri mengagumi kebesaranNya,sesekali mukenah tertiup angin yang mulai bertiup lebih kencang, perlahan-lahan mulai gelap, hingga salam, kedamaian menyusup perlahan, berbisik doa padaNya.
senja dimerapi
senja ditepi pantai padang
memori senja ditepi pantai padang (rizki yg fotoin)
siluet senja riri

Titik-titik cahaya yang berwarna-warni sangat kontras dengan gelap langit yang hanya dihiasi sedikit bintang. Saya masih belum beranjak dari sajadah, saya sholat berdekatan dengan pipi. Menikmati lampu-lampu dari kota Bukittinggi, Padang Panjang, Padang, hmm,, kota mana lagi yang terlihat, saya tidak terlalu tau.
“dari mana buk?” bapak tadi bertanya kepada saya dan pipi, tapi masih sibuk dengan kameranya dan sesekali melemparkan pandangan jauh kedepan kehamparan lampu-lampu.
“dari Bukittinggi pak”.
“rame ya, yang mendaki, berapa orang buk?”
“17 orang pak, iya, kami dari kampus pak”
“kuliah dimana buk,?”
“di Psikologi UNP pak, kampusnya diBelakang Balok, Bukittinggi. Bapak darimana pak?”
Ini salah satu tradisi mendaki gunung yang baru saya tau, setiap orang yang kita temui kita sapa dengan panggilan pak atau buk, walaupun dia terlihat muda.
“saya dari Limau manih.” Saya kaget dengan jawaban Bapak tersebut, saya lahir dan dibesarkan diLimau manih, kenapa saya tidak pernah sekalipun melihat bapak.
“limau manih, padang, pak? Saya juga Dari limau manih pak, tapi kok saya ngak pernah lihat bapak? hehe”. Pernyataan yang sangat jujur karena saya mencoba memutar otak saya mencari-cari dimemori saya bagian potret wajah bapak tersebut.
“hahaha,,,saya dari Limau manih buk, tepatnya di dekat gunuang nago, ayah saya orang sana, tapi saya sudah lama diBatam, hanya sesekali berkunjung ke sini lagi”. Hmm,, ternyata bapak ini memang tidak tinggal di Limau manih.
“hehhe,, begitu ya pak, di dekat gunuang nago itu sudah beda kelurahan dengan Limau manih pak, sebenarnya saya tinggal dikelurahan koto Lua pak, juga bersebelahan dengan kelurahan Limau manih, tapi karena orang biasanya lebih banyak tau dengan Limau Manih ya, saya juga bilang limau manih pak,,karena limau manih ada universitas Andalas mungkin pak,hahah”
“hahaha, iyaa buk, saya kegunung marapi menemani teman saya buk, dia sebenarnya ingin ke mahameru tapi ongkosnya mahal buk kalau dari batam” bapak tersebut menunjuk temannya yang sibuk entah mengerjakan apa.
“hheheh,, iya pak, oia pak, makasih pak udah numpang sholat depan tenda bapak, kami keatas dulu ya pak”
“ya, sama-sama buk”.
Saya dan pipi kembali ke tenda, waaa,, dingin bangeeeett, saya memakai jaket, sarung tangan, kaos kaki (2 lapis),, dingggin banget, banget, banget,,
Kami makan bersama didalam tenda, menghemat minum air putih, karena sumber air kering, saling berbagi seteguk air, semua terasa berbeda, banyak hal yang bisa saya syukuri, kebersamaan dengan teman-teman, dan juga, betapa banyak kemudahan didalam hidup saya selama ini, salah satunya boleh minum sepuasnya.
Dingin semakin menjadi-jadi, tapi waktu sholat isya sudah masuk, saya dan teman-teman melaksanakan sholat isya, tapi ternyata sesekali terasa rintik-rintik hujan jatuh dari langit. Saya lirik jam tangan saya masih menunjukkan pukul 20.00 wib, tapi bayaik dan teman-teman cowok lainnya udah sibuk membereskan tenda sebaik mungkin, lalu menyuruh kami cewek-cewek untuk segera bersiap-siap tidur ditenda,,sedangkan mereka yang cowok-cowok ditenda disebelahnya, kami mendirikan 2 tenda,,bahkan dari teman-teman yang cowok ada yang meminjami kami cewek-cewek sleeping bag mereka,,
Pagi nya jam 06.00 wib kami melaksanakan sholat shubuh,,dingiiin,,,
Meneguk minuman hangat,,sarapan dengan mie instan, waa,, rasa syukur itu kembali membuktikan bahwa semua terasa berarti.
Perjalanan dilanjutkan kepuncak merapi,, kami mendaki lagi, yups, kali ini tak ada pepohonan lagi, sejauh mata memandang, hanya terlihat seperti bukit berbatu.
dicadas
pemandangan dari cadas
Sesampai diatas, rasanya saya berada ditempat yang sangat asing sekali bagi saya, hamparan pemandangan dimerapi, kawah merapi, bau belerang mulai menusuk hidung, kami terus berjalan, angin bertiup dgn sangat kencang,,kami melanjutkan perjalanan, entah kenapa saya juga merasa seperti dipadang pasir. Keindahan itu kembali membuat saya begitu terpesona, sekarang saya berada mendekati puncak, yaitu puncak merpati, pemandang dibawah begitu menakjubkan, bahkan danau singkarak terlihat begitu cantik,,
kawah mati
danau singkarak
kawah dimerapi
yg cewek2 foto dulu..

Angin bertiup benar-benar sangat kencang, lebih dari berdiri didepan kipas angin dengan kekuatan maksimal. Kami terus berjalan, kira-kira 20 menit lagi sampai dipuncak merpati, saya, mbak wara, pipay, aldo, puja, pipi kami berjalan menuju puncak merpati, harus hati-hati. Sesampai diatas, kami bisa melihat taman edelweiss,indaaahhh, teman-teman yang tadi udah duluan sampai puncak melanjutkan perjalanan ketaman, saya sebenarnya juga ingi ketaman, tapi taman hanya terlihat dekat, padahal masih lumayan jauh, teman-teman yang udah separuh jalan menuju taman terlihat seperti semut-semut yang berjejer rapi,, waa,, saya mungkin belum sanggup untuk ketaman.


sebelum kepuncak merpati


puncak merpati

dipuncak merpati latar taman edelweis

taman edelweis dilihat dari puncak merpati


edelweis
Sambil menunggu teman-teman ke taman, saya, mbak wara, pipay, pipi, dan aldo berjalan turun dari puncak merpati, kira-kira 20 menit berjalan kami berhenti,,
Dari banyak mimpi yang saya punya, salah satu mimpi saya yaitu sholat dhuha dipuncak merapi, lalu, setelah bertayamum, saya, pipi, dan mbak wara melaksanakan sholat dhuha, angin bertiup sangat kencaaang. Sebuah kalimat yang sempat saya baca waktu disalah satu buku ketika saya berada disari anggrek,maaf saya lupa itu karangan siapa.
“apabila kita ingin lebih dekat mengenal kebesaran Allah, kunjungilah tempat-tempat istimewa yang bisa membuat kita tidak berhenti bertasbih, bertahmid kepada-Nya.”
Saya pikir mendaki merapi salah satu tempat itu. Subhanallah,, sungguh sangat, sangat indah.
Lalu Aldo mengajak kami untuk tetap bisa melihat edelweis dari dekat ditempat yang terjangkau,, hehehe…
Tetap saja indah, saya dan mbak wara juga sempat tadarusan,,ini semua sungguh luar biasaa…
Lama kami menunggu, kami memutuskan untuk turun, matahari sudah semakin meninggi,, kami menunggu teman-teman dicadas, bahkan sambil bernyanyi, sesekali tertawa dan kembali bernyanyi. Lagu favorit saya…
“ranah minang…
Ranah nan den cintooo…
Pusako bundo nan dahulunyo,,
Rumah gadang,,
Nan sambilan ruang,,
Rangkiang baririk sakuliliangnyo,,
Bilo den kana, hati den taibo, taibo,,
Tabayang-bayang diruang mato..”
Sebenarnya saya ngak terlalu hafal lagunya, tapi saya suka,, hehe..
Mimpi saya selanjutnya “menyanyikan lagu ini dirantau,,”
“bermimpilah, maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu” arai di sang pemimpi karangan andrea hirata,,saya suka kata-kata ini,, apalagi setelah menonton jejak-jejak danang, dengan menuliskan 100 mimpi, dan berusaha membuat mimpi-mimpi itu jadi nyata..
Tiba-tiba rintik-rintik butiran air jatuh dari langit,, waa,, gerimis, tapi teman-teman yang ditunggu belum juga terlihat,, akhirnya kami memutuskan untuk menuruni cadas, saya, pipi, dan mbak wara berjalan berdekatan, pipay dan aldo,,menuruni cadas yang jika tidak hati-hati sangat berakibat fatal, semua nya bebatuan, sebenarnya sedikit membuat hormone adrenalin saya meningkat, tapi kami coba relaks dgn bernyanyi,, nyanyi apapun yg penting relaks,,
Sesampai dibawah, kami melihat teman-teman yang lain turun dari cadas,,waa,,senang rasanya,,lalu kami berkumpul ditenda, membereskan disekitar tenda,, sempat berfoto bersama, lalu melanjutkan untuk turun.
foto dulu sebelum pulang, ini pipay yg fotoin
Ternyata setelah mendaki, menurun juga bukan hal yang mudah, lutut terasa sedikit nyeri, jalan yang menurun mengharuskan untuk menopang tubuh, kekuatan kaki sangat diandalkan, tapi sedikit tips untuk turun, amati medan dan berlari-lari kecil itu lebih ampuh mengurangi nyeri dilutut.
Sesampainya dibawah, kami sempat mengisi persediaan air,saat diatas saya sempat ngobrol sama danny, “jika sampai dibawah apa yang sangat diharapkan?” jawabannya “minum sepuasnya”. Kami minum sepuasnya, air terasa sangat segar sekali.
Lalu melanjutkan perjalan, kemudian menaiki angkot yang telah menunggu, dan kami sampai dikampus,,kembali ke kost masing-masing.
Perjalanan yang sangat berkesan, semoga akan banyak lagi mimpi-mimpi itu yang terwujud,,aamiin… J

terimakasih untuk foto-foto dari teman-teman,, mbak wara izin share fotonya juga yaa,,

Bukittinggi, 6-7 Juni 2013
dari pameran merapi-singgalang ke puncak merpati (dimerapi)