Kamis, 02 Oktober 2014

Sebuah Catatan Kejadian yang Benar-Benar Terjadi oleh Tetsuko Kuroyanagi

menulis tentang sekolah bernama Tomoe dan Sosaku Kobayashi, pria yang mendirikan dan mengelolanya, adalah satu hal yang sudah lama ingin kulakukan. 

Mr Kobayashi dilahirkan di Tokyo pada 18 Juni 1893, di sebuah desa di barat laut Tokyo, Alam dan musik adalah kecintaannya.
Mr Kobayashi meninggal pada tahun 1963. Seandainya dia masih hidup sekarang, pasti akan lebih banyak yang bisa diceritakan tentangnya.
dalam kasusku sendiri, sulit bagiku untuk mengukur betapa sangat tertolong oleh caranya mengatakan padaku berulang-ulang "kau anak yang benar-benar baik, kau tahu itu kan?" seandainya aku tidak bersekolah di Tomoe dan tidak pernah bertemu Mr Kobayashi, mungkin aku akan di cap "anak nakal", tumbuh tanpa rasa percaya diri, menderita kelainan jiwa dan bingung.

Tomoe Gakuen terletak di Tokyo tenggara tiga menit jalan kaki dari stasiun Jiyugaoka dijalur Tokyo.

Tomoe musnah dimakan api pada serangan bom di Tokyo tahun 1945. Mr Kobayashi telah membangun sekolah itu dengan uang pribadinya, jadi untuk  membangunnya kembali dibutuhkan waktu lama. setelah perang, dia membuka kembali taman kanak-kanak dibekas tempat sekolah itu, sambil membantu mendirikan apa yang sekarang dikenal sebagai Departemen Pendidikan Anak di Sekolah Tinggi Musik Kunitachi. Dia juga mengajar euritmik disana dan membantu mendirikan Sekolah Dasar Kunitachi. Dia meninggal pada usia enam puluh sembilan tahun, sebelum sempat mendirikan kembali sekolah yang dicita-citakannya.

aku yakin, dimana-mana di dunia ini ada banyak pendidik yang baik-orang-orang yang punya idealisme tinggi dan sangat mencintai anak-anak-yang bermimpi bisa mendirikan sekolah ideal. Dan aku tahu betapa sulitnya mewujudkan itu. Mr Kobayashi belajar bertahun-tahun sebelum mendirikan Tomoe ditahun 1937. Sekolah itu habis terbakar tahun 1945, jadi masa hidupnya singkat sekali.

Aku yakin dan bersyukur, waktu aku bersekolah disana, ketika itu Mr Kobayashi sedang berada dipuncak dan semua rencananya dapat dikembangkannya dengan baik. Tapi juga kuingat betapa banyaknya anak yang akan beruntung mendapat asuhannnya seandainya tidak ada perang, aku jadi sedih memikirkan kesia-siaan itu.

Aku mencoba menjelaskan metode pendidikan Mr Kobayashi dibuku ini. Dia yakin, setiap anak dilahirkan dengan watak baik, yang dengan mudah bisa dirusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh orang dewasa. Mr Kobayashi berusaha menemukan "watak baik" setiap anak dan mengembangkannya, agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang khas.

Mr. Kobayashi sangat menghargai segala sesuatu yang sangat alamiah dan ingin agar karakter anak-anak berkembang sealamiah mungkin. Dia juga sangat mencintai alam.Putrinya yang termuda, Miyo-chan, bercerita padaku, bahwa ayahnya sering mengajaknya berjalan-jalan waktu dia masih kecil, sambil berkata " ayo kita jalan-jalan dan mengamati irama alam."

Mr Kobayashi menghabiskan dua tahun di Eropa. dari tahun 1922 sampai 1924, dia mengunjungi berbagai sekolah dan belajar euritmik bersama Emile Jaques Dalcroze di Paris. sekembalinya dari eropa, dia mendirikan Taman Kanak-Kanak Seijo bersama seorang kawannya. Mr Kobayashi sering berkata kepada para guru taman kanak-kanak agar tidak mencoba memaksa anak-anak tumbuh sesuai bentuk kepribadian yang sudah digambarkan.

"serahkan mereka pada alam," begitu katanya. "jangan patahkan ambisi mereka. cita-cita mereka lebih tinggi dari cita-cita kalian." belum pernah ada taman kanak-kanak seperti itu di jepang.

*Totto-Chan, Gadis cilik di jendela, Tetsuko Kuroyanagi. sebuah buku yang sangat berkesan bagiku, mengharukan, aku juga mencintai kepala sekolah Mr Kobayashi, aku sangat ingin berada di Tomoe Gakuen. membaca buku ini seperti memberikan aku pemahaman yang baik memahami anak-anak, aku suka anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar