Minggu, 27 Oktober 2013

Lingkaran Teristimewa di Hati.


Untukmu Teman
Disini kita pertama bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau mengulurkan tanganmu
Membawaku kedaerah yang baru
Dan hidup kini ceria.
Kini dengarkanlah dendangan lagu
          Tanda ingatanku kepadamu teman
          Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
          Kenangan bersamamu, tak kan kulupa
          Walau badai datang melanda
          Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan?
Dan akhirnya kita dipisahkan?
Mungkinkah menguji kesetiaan kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan.
Mungkinkah kita terlupa tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita ada rahmat ujian dan kasihnya
Andai ini ujian terangilah dengan kesabaran
Pergilah gelisah hadirlah cahaya.

Bolehkah kita takut dengan sebuah perpisahan? Kenapa ada perpisahan ketika kita sudah merasa sangat nyaman dengan keadaan yang kita lalui. Yaaa… itu salah satu hal yang membuat saya berpikir  “waktu terus berputar, dan perpisahan itu mendekati waktunya”

Yaa.. ketika kalian mengulurkan tangan dan membawa kearah yang baru, dan hidupku kini ceria.

Sahabat-sahabat terbaik, yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Saya begitu beruntung, sangat beruntung dibimbing memasuki lingkaran kecil ini. Seandainya saya tak berada dilingkaran kecil ini, saya tak bisa membayangkannya. Masih dengan saya yang sibuk dengan kegalauan, memikirkan diri sendiri, pikiran-pikiran yang sempit tentang makna hidup.

Ukhuwah itu begitu indah. Tapi saya menyesal karena saya terlambat menyadarinya, kenapa baru disemester 4? Kemana saja saya selama 3 semester yang lalu? Kemaanaaa???. Saya menyesal dan juga bersyukur, karena Allah masih memberikan saya kesempatan dan menunjukkan jalan menuju lingkaran itu.

Tak terasa sekarang sudah menginjakkan kaki disemester 7, itu artinya dengan waktu rata-rata saya, saya hanya punya satu semester lagi. Sangat singkat sekali. Masih banyak hal yang belum saya tahu. Masih banyak pemaknaan kebaikan-kebaikan . Saya masih butuh bimbingan.
Bagaimana saya tanpa liqo’? bagaimana saya tanpa sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dalam kebaikan? Bagaimana nantinya?

Pertanyaan-pertanyaan itu menemukan jawabannya yaitu :
“hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian”
“Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi!”
Yaaa.. saya menemukan kata-kata ini didalam buku La Tahzan karangan Dr. ‘Aidh al-Qorni.
Hari ini milik anda, Biarkan masa depan datang sendiri. Dan yang lalu biarlah berlalu.
Bahwa  masa lalu yang telah berlalu tidak akan bisa terulang kembali. Jangan sampai membaca lembaran masa lalu membuat kita kehilangan semangat, menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam “ruang” penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam “penjara” pengacuhan selamanya. Atau diletakkan didalam ruang gelap yang tak tembus cahaya. Yang demikian, karena  masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak kan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali karena masa lalu itu memang sudah tidak ada.
Hari ini adalah milik kita. Ingatlah bahwa “harimu adalah hari ini” yakni, hari ini kita berkesempatan untuk melakukan semua yang terbaik. Tanamkanlah kebaikan sebanyak-banyaknya hari ini, dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah hari ini.
Katanlah “wahai masa lalu yang telas berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti matahari. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tidak akan pernah kembali lagi”.
“wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan.”

Dari beberapa kutipan ini mungkin bisa kita ambil hikmah. Bahwa semua hal yang membuat kita sedih, menyesal, galau, gundah yang telah terjadi dimasa lalu, hal ini janganlah membuat kita terlalu sibuk dengan penyesalan itu. Tapi cukup belajar dari semua yang terjadi untuk keadaan yang lebih baik kedepannya. Hari ini yang kita miliki, nikmati hari ini, kerjakan semua dengan semaksimal mungkin, gunakan hari ini untuk melakukan banyak kebaikan, karena memang kita tak pernah tahu apakah esok masih menjadi miliki kita. Kata-kata yang sangat saya suka dalam novel sang pemimpi yang ditulis Andre Hirata, arai berkata “bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”. Yaaa,, kita memang harus punya impian dan harapan serta cita-cita dimasa depan, tapi juga jangan sampai dengan impian-impian itu kita menjadi terlalu gundah dengan masa depan.

Belajar dari masa lalu, Lakukan yang terbaik hari ini, berdoa dan berusaha untuk masa depan.

Hmm, jadi  saya bisa belajar untuk tak lagi menyesali masa lalu, kenapa baru disemester 4? Kemana saya 3 semester yang lalu? Cukup, cukup untuk berpikir seperti itu. Saya berada disemester 7, walaupun waktu saya terbatas, tapi lakukan hal terbaik yang bisa dilakukan. Sahabat-sahabat terbaik, liqo’, forsis, fornis, kajian mingguan, dan semua kegiatan lainnya, lakukan sebaik mungkin, mencoba untuk bermanfaat untuk sesama. Dan masa depan, berjuang hari ini untuk hal terbaik dan mempersiapkan masa depan, dengan usaha terbaik hari ini, rencana-rencana, mimpi-mimpi, harapan-harapan, serta selalu berdoa. Dimulai dengan doa, disertai dengan doa dan usaha. Serahkan kepada Allah. Dibalik usaha kita mengukir harapan dan mimpi paling indah. Allah maha tahu mana yang terbaik untuk kita. Sehelai daunpun tak akan gugur, semua diketahuiNya, dia Maha mengatur, dan semua telah tertuliskan dalam kitab yang nyata (lauh Mahfuz)

So, lakukan yang terbaik hari ini. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung. Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik daripada hari ini.

Sahabatku.  Kenangan bersamamu, tak kan kulupa , Walau badai datang melanda, Walau bercerai jasad dan nyawa.
Mungkinkah kita terlupa tuhan ada janjinya. Bertemu berpisah kita ada rahmat ujian dan kasihnya. Andai ini ujian terangilah dengan kesabaran. Pergilah gelisah hadirlah cahaya.

      Bukittinggi, 27 Oktober 2013. 13 : 43 WIB.
Terimakasih untuk lingkaran kecil yang selalu istimewa dihati.






Kamis, 24 Oktober 2013

Saputan Pelangi di Rintik Hujan


Lagi-lagi tentang hujan. Apakah hujan menahanku sejenak? Apakah hujan yang turun melukiskan cerita ini? Seperti pelangi yang hadir sesudah hujan, indah. Tapi apakah saputan warna –warna itu tak boleh mewarnai lagi? Membeku dalam diam, cukup seperti itu saja.
Semua tak ada yang kebetulan. Bahkan hal yang paling kebetulan sekalipun. Semua karena rencana Allah terlalu megah untuk kita pahami. Sejatinya semua yang kita rencanakan dengan sebaik mungkin, tapi kita harus menyadari.” Allah yang maha memiliki rencana yang sangat indah”.  Ketika satu hal yang kita rencanakan tapi bukan seperti cerita yang ingin kita tuliskan. Sebenarnya ada hikmah dibalik itu semua, dan maknai lah, bahwa Allah sedang mempersiapkan cerita untuk kita.
Hujan turun menahanku. menghadapNya.
Aku tahu, aku tak berhak melukiskan lagi saputan warna pelangi. Bukankah ini anugerah dari Nya?
hmm, entahlah. Aku tak bisa menjelaskannya, aku tak bisa memahaminya. Mungkin ini hanya kekagumanku saja. Padamu yang berjalan dijalanNya. Setidaknya itu harapanku.
Apakah ini sebuah bentuk titian ujian dariNya?. Sejujurnya begitu berat, sangat berat. Tak pernah sedikitpun terlintas diotakku. Semua karena ada damai yang kutemukan dijalan ini, ada ketulusan yang selalu kurindukan dijalan ini, ada banyak pemahaman baik yang mampu membuatku kembali memaknai  mozaik kehidupan ini. Aku kembali berkaca dalam lubuk hatiku, ah. Aku masih jauh, sangat, sangat jauh dari baik. banyak hal yang harus kuperbaiki, kupahami lagi. Aku malu padaNya, aku malu pada diriku sendiri.
Aku tak ingin semua menjadi sia-sia jika sedetak hatiku salah memaknai jalan ini. Mampukah aku tetap seperti semula? Mungkin ini sebuah proses untuk meletakkannya ditempat yang paling sederhana dihati, membuat lengah dan tak waspada walaupun sebenarnya tak kan pernah terlupakan.
Sejuknya tetesan-tetesan air mengaliri wajahku, tanganku, kakiku. MenghadapNya.
Aku malu dengan sepersekian detik tatapan ku yang tak sengaja. Aku malu, aku sungguh-sungguh sangat-sangat malu.
Semoga semua tetap seperti semula. Semoga dan semoga. Semoga ini bukanlah ujian yang melapukkan langkahku, aku belum pantas berharap, aku malu berharap, aku malu.
Tak ada yang mampu menyingkap rahasia besar itu, serahkan semua pada Nya, pada yang Maha Mengatur. Semua perputaran waktu? Apakah diperputaran waktu semua akan tetap ada atau akan berlalu begitu saja. Ya Allah yang maha membolak-balikkan hati. Tetapkan hatiku dijalanMu. Jika dia bukanlah yang tertulis untukku, maka damaikanlah hatiku dengan ketentuanmu. Sehelai daunpun tak akan gugur tanpa izin dariMu, apalagi tentang detak waktuku.
“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada padaNya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahuiNya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am : 59)

Bukittinggi, 24 Oktober 2013
Rintik hujan, saputan pelangi, kepingan mozaik kehidupan.

Rabu, 23 Oktober 2013

Ma, Ajarkan Aku Untuk Meletakkan Sesuatu Juga Dengan Penilaian Hati


Inilah perjalanan. perjalanan ini bukan tanpa alasan. Semua alasan tertulis dengan sangat jelas. "Ibadah padaNya". Disetiap detik perjalanan ini akan ada hal-hal yang harus dikerjakan dan diselesaikan. jangan hanya sampai pada tahap itu saja. belajarlah untuk mengikhlaskan niat juga untuk "beribadah padaNya".

Terkadang diperjalanan ini ada hal yang terlihat sulit, tapi mungkin untuk dilakukan. Optimis dan percaya dengan proses. Semua butuh proses untuk bisa mencapai tujuan. Bukankah Pedang yang tajam ditempa pada suhu yang sangat ekstrem?. Bukankah mutiara yang mahal penuh perjuangan dari kerang yang bertahan dalam kesakitan?. 

"ketahuilah nak, Hal yang paling sulit untuk ditaklukkan adalah diri sendiri". pasan mandeh. Ya ma, iyi akan mengingatnya ma.
pada diri saya selalu saja ada defense. Saya mencoba berpikir, sampai kapan harus defense yi?. maka kompetisi yang sebenarnya itu adalah dengan diri sendiri dan waktu yang kita punya. ya, itulah kompetisi yang sebenarnya, tidak hanya dalam hal pelajaran dikampus, disekolah tapi juga dalam setiap detik perjalanan kehidupan kita. ketika seorang kakak membacakan pesan kepada saya "tugas yang kita punya lebih banyak dari pada waktu yang kita miliki". hmm.. saya masih saja belum menggunakan waktu dengan baik. belajarlah, belajarlah untuk berproses.

Man Jadda wa jada. siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. saya sangat suka dengan kata-kata ini. keberuntungan itu mungkin ada karena keberuntungan itu adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan. Maka persiapkanlah sebaik mugkin.

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, semoga kita juga bisa berproses untuk bisa bermanfaat untuk orang lain, tapi ayooo belajar berproses untuk mengikhlaskan niat hanya padaNya. Ma, ajarkan selalu anakmu untuk selalu bersyukur padaNya, meletakkan sesuatu dengan penilaian hati, tak berambisi dengan pandangan orang lain, dan selalu berproses untuk mengikhlaskan hati hanya dan hanya karenaNya. 

Semangat berproses. Percayalah semua dimulai dengan doa, disertai dengan doa, dan doa kedua orang tua menjadi yang lebih utama. 

Bukittinggi. 23 Oktober 2013. 23:17 WIB. 
*meletakkan sesuatu dengan penilaian hati.

Senin, 07 Oktober 2013

Jilbab (Bincang-bincang bareng FORSIS Bukittinggi FIP UNP)

ketika berjilbab saya takut dipandang "orang yang sangat baik" padahal nyatanya saya tidak sebaik itu | tapi berdoalah "Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka sangkakan".
ketika memutuskan berjilbab saya takut sahabat-sahabat saya akan menjauhi saya dan berubah kepada saya | percayalah, sahabat sejati adalah sahabat yang mengingatkan dalam kebaikan dan sahabat sejati akan berusaha memahamimu, bahkan kamu yang akan sama-sama berjalan bersamanya dalam proses kebaikan.
mungkin banyak alasan-alasan lainnya yang menghalangi kita untuk berjilbab, tapi dengan selalu berusaha mempunyai pemahaman yang baik, seiring berjalannya waktu kita akan memahaminya.
Tidak hanya kita yang menjaga jilbab itu, "tapi jilbab itu juga menjaga kita", menjadi sebuah alarm disaat hati mulai lalai, menjadi identitas kita sebagai seorang muslimah yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Jika ada setitik kebaikan, maka maknailah, tapi jika menemukan kekurangan dan hal-hal yang tidak pantas, maka itu murni karena saya, teman-teman semua, belajar tertatih untuk berjalan dijalanNya, belajar untuk berproses, maka jangan disalahkan jilbabnya.
terimakasih untuk sahabat2 keluarga forsis bukittinggi.
semoga hati hati kita selalu tetap belajar untuk istiqomah dijalanNya
selalu mengingatkan dalam kebaikan. selalu menjadi penawar disaat hati terasa kosong dan lalai dalam mengingatNya.
Bukittinggi, 7 Oktober 2013
Ruang seminar PGSD
#FORSISBKTFIPUNP
#BINCANG2FORSIS