Untukmu Teman
Disini kita
pertama bertemu
Mencari warna
seindah pelangi
Ketika kau
mengulurkan tanganmu
Membawaku kedaerah
yang baru
Dan hidup kini
ceria.
Kini dengarkanlah dendangan lagu
Tanda ingatanku kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu, tak kan kulupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita
ditemukan?
Dan akhirnya
kita dipisahkan?
Mungkinkah menguji
kesetiaan kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan
daku kekuatan.
Mungkinkah kita terlupa tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita ada rahmat ujian dan kasihnya
Andai ini ujian terangilah dengan kesabaran
Pergilah gelisah hadirlah cahaya.
Bolehkah kita takut dengan sebuah perpisahan? Kenapa ada
perpisahan ketika kita sudah merasa sangat nyaman dengan keadaan yang kita
lalui. Yaaa… itu salah satu hal yang membuat saya berpikir “waktu terus berputar, dan perpisahan itu
mendekati waktunya”
Yaa.. ketika kalian mengulurkan
tangan dan membawa kearah yang baru, dan hidupku kini ceria.
Sahabat-sahabat terbaik, yang selalu mengingatkan dalam
kebaikan. Saya begitu beruntung, sangat beruntung dibimbing memasuki lingkaran
kecil ini. Seandainya saya tak berada dilingkaran kecil ini, saya tak bisa
membayangkannya. Masih dengan saya yang sibuk dengan kegalauan, memikirkan diri
sendiri, pikiran-pikiran yang sempit tentang makna hidup.
Ukhuwah itu begitu indah. Tapi saya menyesal karena saya
terlambat menyadarinya, kenapa baru disemester 4? Kemana saja saya selama 3
semester yang lalu? Kemaanaaa???. Saya menyesal dan juga bersyukur, karena
Allah masih memberikan saya kesempatan dan menunjukkan jalan menuju lingkaran
itu.
Tak terasa sekarang sudah menginjakkan kaki disemester
7, itu artinya dengan waktu rata-rata saya, saya hanya punya satu semester
lagi. Sangat singkat sekali. Masih banyak hal yang belum saya tahu. Masih banyak
pemaknaan kebaikan-kebaikan . Saya masih butuh bimbingan.
Bagaimana saya tanpa liqo’? bagaimana saya tanpa
sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dalam kebaikan? Bagaimana nantinya?
Pertanyaan-pertanyaan itu menemukan jawabannya yaitu :
“hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan,
kemarahan, kedengkian, dan kebencian”
“Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi!”
Yaaa.. saya menemukan kata-kata ini didalam buku La
Tahzan karangan Dr. ‘Aidh al-Qorni.
Hari ini milik anda, Biarkan masa depan datang sendiri. Dan
yang lalu biarlah berlalu.
Bahwa masa lalu
yang telah berlalu tidak akan bisa terulang kembali. Jangan sampai membaca
lembaran masa lalu membuat kita kehilangan semangat, menyia-nyiakan waktu yang
sangat berharga. Berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali.
Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam “ruang” penglupaan, diikat
dengan tali yang kuat dalam “penjara” pengacuhan selamanya. Atau diletakkan
didalam ruang gelap yang tak tembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak
akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak kan sanggup memperbaikinya
kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan
tidak akan dapat menghidupkannya kembali karena masa lalu itu memang sudah tidak
ada.
Hari ini adalah milik kita. Ingatlah bahwa “harimu
adalah hari ini” yakni, hari ini kita berkesempatan untuk melakukan semua yang
terbaik. Tanamkanlah kebaikan sebanyak-banyaknya hari ini, dan persembahkanlah
sesuatu yang paling indah hari ini.
Katanlah “wahai masa lalu yang telas berlalu dan
selesai, tenggelamlah seperti matahari. Aku tak akan pernah menangisi
kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk
mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tidak akan pernah
kembali lagi”.
“wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka,
aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri untuk sebuah
dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok
hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan
dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan.”
Dari beberapa kutipan ini mungkin bisa kita ambil
hikmah. Bahwa semua hal yang membuat kita sedih, menyesal, galau, gundah yang
telah terjadi dimasa lalu, hal ini janganlah membuat kita terlalu sibuk dengan
penyesalan itu. Tapi cukup belajar dari semua yang terjadi untuk keadaan yang
lebih baik kedepannya. Hari ini yang kita miliki, nikmati hari ini, kerjakan
semua dengan semaksimal mungkin, gunakan hari ini untuk melakukan banyak
kebaikan, karena memang kita tak pernah tahu apakah esok masih menjadi miliki
kita. Kata-kata yang sangat saya suka dalam novel sang pemimpi yang ditulis
Andre Hirata, arai berkata “bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”.
Yaaa,, kita memang harus punya impian dan harapan serta cita-cita dimasa depan,
tapi juga jangan sampai dengan impian-impian itu kita menjadi terlalu gundah
dengan masa depan.
Belajar dari masa lalu, Lakukan yang terbaik hari ini,
berdoa dan berusaha untuk masa depan.
Hmm, jadi saya
bisa belajar untuk tak lagi menyesali masa lalu, kenapa baru disemester 4? Kemana
saya 3 semester yang lalu? Cukup, cukup untuk berpikir seperti itu. Saya berada
disemester 7, walaupun waktu saya terbatas, tapi lakukan hal terbaik yang bisa
dilakukan. Sahabat-sahabat terbaik, liqo’, forsis, fornis, kajian mingguan, dan
semua kegiatan lainnya, lakukan sebaik mungkin, mencoba untuk bermanfaat untuk sesama.
Dan masa depan, berjuang hari ini untuk hal terbaik dan mempersiapkan masa
depan, dengan usaha terbaik hari ini, rencana-rencana, mimpi-mimpi,
harapan-harapan, serta selalu berdoa. Dimulai dengan doa, disertai dengan doa
dan usaha. Serahkan kepada Allah. Dibalik usaha kita mengukir harapan dan mimpi
paling indah. Allah maha tahu mana yang terbaik untuk kita. Sehelai daunpun tak
akan gugur, semua diketahuiNya, dia Maha mengatur, dan semua telah tertuliskan
dalam kitab yang nyata (lauh Mahfuz)
So, lakukan yang terbaik hari ini. Semoga kita termasuk
orang-orang yang beruntung. Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok
lebih baik daripada hari ini.
Sahabatku. Kenangan bersamamu, tak kan kulupa , Walau badai datang melanda, Walau
bercerai jasad dan nyawa.
Mungkinkah kita
terlupa tuhan ada janjinya. Bertemu berpisah kita ada rahmat ujian dan
kasihnya. Andai ini ujian terangilah dengan kesabaran. Pergilah gelisah
hadirlah cahaya.
Bukittinggi,
27 Oktober 2013. 13 : 43 WIB.
Terimakasih untuk lingkaran
kecil yang selalu istimewa dihati.