Sabtu, 27 Desember 2014

Sebuah Ucapan Syukurku.

Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS Al-An’am : 59)

Disetiap dimensi waktu yang terlewati, indahnya senyum penuh syukur pada-Mu ataukah tetes air mata yang memohon kekuatan pada-Mu agar aku mampu melewati setiap detail sebaik-baik skenario yang telah Engkau tuliskan untukku. Ya Allah, sehelai daunpun tak akan gugur tanpa izin dariMu, aku yakin Engkau selalu dekat, lebih dekat dari urat leherku. Ku mohon sayangi aku, kasihi aku, ridhoi aku disetiap suka dan duka yang harus aku lewati. Jadikan setiap kebahagiaan membuatku tak henti bersyukur padaMu, setiap sedihku sebagai caraMu menyayangiku. Duniaku sebagai jalanku menuju akhirat, surgaMu.

Bagaimana aku hendak mengucapkan semua rasa terimakasihku untukmu Ayah dan Ama. Terimakasih ku tak akan pernah mampu menandingi setitik saja ketulusanmu, cintamu, kasih sayangmu. Terimakasih untuk tarbiyah pertama dalam hidupku. Tak ada kata-kata yang mampu melukiskan saat langkahmu tak pernah terhenti, saat senyummu damaikan jiwa, saat marahmu menuntunku
saat semua ketulusanmu selalu sertai perjalananku. Kasih sayangmu sehangat mentari, pelukku saat badai goyahkan langkahku, setulus cahaya bintang, terangi gelap malamku, menuntunku untuk berjalan. Jauh kaki kulangkahkan tapi cinta kasihmu selalu tersimpan rapi. Doamu, menjagaku, senyummu kuatkan aku.

Aku ada disini. aku berjuang disini, aku melakukannya dengan sebaik mungkin, untuk “ayah dan Ama” tersayang meski tak sesempurna
yang engkau harapkan, meski kadang tak seindah yang engkau inginkan, tapi izinkan aku “memberikan yang terbaik
untuk melihat indahnya senyum diwajahmu” salah satu impian terbesar dalam hidupku
“membuatmu tersenyum, dan berkata : Dia Riri, anakku”

Ayah :  budi baik mu telah menjadi puisi dalam ingatanku, begitu indah. Walau tiadamu mengekalkan kefanaan, tetapi segala yang telah engkau berikan tumbuh subur dalam bingkai kenangan.
Ama :  Bila kutuliskan dirimu dengan kata-kata Kau adalah telaga segala tinta, dalam lautan kasihmu, Aku berenang dalam kekerdilan. KepadaNya jua, segala doa aku titipkan.

Ici, yang selalu mengkhawatirkanku, aku tahu ada cinta dalam setiap marahmu, ada sayang disetiap cerewetmu, aku tahu, dimatamu mungkin aku akan selalu menjadi adikmu yang selalu membutuhkanmu dalam kondisi apapun, aku selalu membuatmu repot dengan semua tentangku, Ici selalu lebih repot dibanding aku. Ici, jika aku mengingat memori disaat aku berusia seminggu, mungkin aku akan mendengarmu yang tak pernah bosan mengucapkan pada setiap orang yang datang “ini adik perempuanku, aku sangat menyayanginya”. Terimakasih telah menjadi kakak terhebat untukku.

Ilham, ku tahu, kamu adikku yang selalu menganggap aku lebih kecil darimu, terkadang kamu sibuk menasehatiku, Ingat, aku ini kakakmu. Aku akan selalu ingat, saat aku pulang, kamu menjemputku walau hujan turun dengan sangat deras. il, Jadilah adikku yang keren. Mempunyai mimpi-mimpi yang tinggi dan selalu bersujud padaNya.

M. Abrar Asyeldo, hadirmu adalah anugerah, pelangi sesudah hujan, ada doa, cinta, sayang dan harapan yang kelak akan membuatmu menjadi anak yang berakhlak baik, anak yang akan menjaga perasaan kami.


Abang, terimakasih bang. Terimakasih untuk senyum Ici dan Abrar. Terimakasih telah menjadi abang terbaik untuk ii dan ilham.

Bukittinggi, Psikologi UNP, Disini bagian mozaik kehidupan itu tersusun menjadi sebuah perjalanan kehidupan yang tak akan pernah terlupakan, yi, kita boleh berencana, tapi percayalah rencana Allah untuk kita jauh lebih baik dari rencana kita untuk diri kita sendiri. Bukittinggi, Psikologi UNP adalah bagian dari doa yang Allah ganti dengan yang lebih baik. Psikologi UNP jawaban dari doa terbaik.

Terimakasih untuk suka, duka, tawa, tangis, terharu dan bahagia yang mewarnai cerita ini, sahabat-sahabat terbaik. Aku bersyukur hadirmu memberikan kenangan yang sangat indah bagiku. Terimakasih untuk semua semangat, dukungan yang menyertai perjalanan kita. Meski tak mampu kusebutkan satu-persatu, tapi dihatiku, masing-masing kalian mempunyai posisi penting yang tak akan tergantikan.

Aku ingin mengurai rintik hujan menjadi sepenggal jawaban-jawaban atas kesedihan. tapi bukankah hujan menjadi lorong untuk sebuah rintik air mata dihati dan ditebing pipimu? tak apa bila tergugu dalam diam, bersujud dalam-dalam, tetap nyalakan harapan yang meredup padam. tetaplah berharap tentang mentari, karena janjiNya itu pasti benar.
"maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"  (QS 94 : 5-6)

Jika sesudah kesulitan ada kemudahan, maka berdoalah tentang ketidakmengertian, karena memang doa jawaban dari ketidakmengertian. Bukankah terkadang Allah melindungi kita dari ketidaktahuan?
Berdoalah yi, sesudah kesedihan akan ada harapan-harapan yang merekah bersama pagi.


Tengoklah perasaan orang-orang yang yi sayangi. Doa adalah symbol bagi kasih sayang. Doakan ayah dan orang-orang yang yi sayang. Doakan dimana saja. Lihatlah dari sisi yang pergi bukan dari sisi yang ditinggalkan yi. Tidak ada yang pergi dari hati, tidak ada yang hilang dari kenangan. Lihatlah cita-cita itu merekah indah menjadi sebuah perasaan. Tak sekedar cita-cita tapi menjaga perasaan.

Doa yang menjadi dimensi rahasia, meluruhkan setiap keeping-keping rindu, menghapuskan setiap bulir-bulir kesedihan.

Ingatlah yi, ada bagian-bagian yang bisa kita usahakan. Namun, ada bagian-bagian yang mutlak itu adalah keputusan Allah. Tetaplah berusaha dan berdoa yi, berusaha memberikan yang terbaik. Serahkan keputusan terbaik kepada Allah. Yakinlah, Allah menyayangi kita, bahkan lebih dari yang kita sangkakan. Sebaik-baik rencana kita untuk diri kita sendiri, Allah punya rencana terbaik untuk kita. Bukankah apa yang baik menurut kita itu belum tentu baik menurut Allah. Tapi yakinlah yi, apa yang terbaik menurut Allah itu adalah yang terbaik untuk kita. Ingat yi, jalan yang lurus bukan berarti itu jalan yang selalu mulus.

Satu-persatu beriring waktu pertanyaan kehidupan dijawab yi, selamat menjawab pertanyaan kehidupan selanjutnya yi.


Terimakasih ku ucapkan kepada :
Keluarga besar Psikologi UNP, Ibu dan Bapak dosen yang telah mendidik kami dengan kesabaran dan ketulusan. Semoga Allah selalu memberikan kebaikan-kebaikan kepada Ibuk dan bapak.

Sahabat Q’Mibayotiinoby (Q’ting danny, Mbak wara, Ipy, Amak Iya, Yona, Ori, Tata, Iqy’ fikri, Ivan, Nanda, Ojji’ ozzy, Bro Bayaik, Yudha) semua perjuangan kita dari hitam putih sampai saat ini menjadi cerita yang sangat indah. Perjalanan, kekeluargaan, semua kenangan itu akan memberi senyum yang merekah saat mengingatnya. Terisitimewa untuk my LF. Terimakasih. Semoga waktu yang tepat untuk masing-masing kita bertoga.

Sahabat psikologi 2010, Edo aiai, terimakasih Do, telah menjadi sahabat yang telah menolongku disaat proses perjuangan ini. Maya, Zizi, Azizah, Dila widia, Oja Roza, bro Dido, risti, Resti, Adil, melly, Sadam aiai, dan semua teman-teman yang tak tersebutkan namanya. Terimakasih untuk 4 tahun yang sangat berharga. Bahkan perjalanan ke merapinya. Juga jalan-jalan kita yang takkan terlupakan Intan, Yossi, Pipi.

Kakak-kakak, Uda dan Uni di psikologi UNP. Kak Lisa, Kak Nindy, kak, maafkan adikmu yang selalu mengekormu tapi selalu senang hati untuk dibully, kak. Ramadhan penuh berkah dan perjuangan itu akan selalu terkenang kak. Kak Nanda, Kak Nanik, kak Ayu, kak Mei, Kak Fira, Kak Lilis, bang Aqib, bang Mardisal, Bang Putra, Bang Budi, Kak Dek, kak Fani, Kak Aufa. Makasi kak, telah menjadi kakak yang selalu bercerita denganku disini dan memberikanku nasehat tanpa menggurui.

Adek-adek di Psikologi UNP. Nifa, Ummul, Irenti, Gaby, Eja, Tika, Ikke’, walaupun waktu kita tidak panjang, tapi terimakasih untuk pertemuan singkat yang akan selalu kita rindukan.


Kak Helen, terimakasih telah menjadi kakak, sahabat, dosen, pembimbing, teman diskusi. Terimakasih telah menjadi sahabat untuk memaknai hidup kak. Semoga Allah memberikan jawaban untuk pertanyaan kehidupan kakak segera kak.

Pii, aku pasti akan merindukan perjalanan dan diskusi panjang kita tentang memaknai hidup. Pii, sampai jumpa lagi dikota impian kita. Sampai jumpa di Universitas impian kita.

Lingkaran yang selalu aku rindukan, Kak Ika dan jagoan-jagoan kakak. Terimakasih Kak. Kak Yelfi, Yossi, Intan, Pipi, Iya, mbak wara, Ayuk, Firna, Cica, Fidia. Terimakasih, untuk kebaikan dan memberikan makna tujuan kehidupan.

Sahabat Forsis, Roby, Ari, Ami, Rafi, Adi, Habibi, Edo, Yoki, Ima, Via, Dola, Wilda, Nadia dan teman-teman lainnya. Terimakasih untuk saling menguatkan dijalan ini. Andai perjuangan ini mudah, pasti banyak yang menyertainya. Andai perjuangan ini singkat, pasti banyak yang istiqomah. Tapi hakikatnya perjuangan ini tak begitu, turun naiknya dan sakit pedihnya. Kenapa perjuangan itu pahit? Karena surga itu manis. Aamiin.

 (Droof), Iin, Yutia, Deki, Barzoq, Buspi, Danny, Anggoman, Rozi, Rizki. Kalian sahabatku yang selalu keren, terimakasih telah menjadi sahabatku disaat suka dan duka dihidupku. Bersama kalian waktu seakan terhenti dimasa putih abu-abu, padahal waktu tak pernah menunggu. Yang tak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri, semoga kita bisa bertemu dengan kita yang selalu lebih baik.

(Liriv). Via, Icha, Linda. Selamat mendewasa sahabat kecilku, terimakasih telah menjadi sahabat disetiap fase kehidupanku. Terimakasih untuk setiap cerita yang selalu kita rindukan. Bersama kalian waktu serasa berhenti berputar.


(Dimensi CB 04) Herman, Aca, Engky, Handaka, Randi, Cici. Terimakasih untuk cerita-cerita yang kembali kita susun lagi. Terimakasih untuk doa dan semangatnya.

DDH, Winda, Lezi, Sri, Reres, Fani, Ayu, Wita, Leti, Zarni, Desi. Terimakasih untuk semuanya.

Ibuk Yus, ketegaran, kesabaran dan ketulusan Ibuk selalu mampu menjadi tempatku kembali ke Bukittinggi buk.

Terimakasih untuk semua doa, dukungan, semangat, dan cerita yang selalu terkenang. Sampai jumpa dikesempatan yang lebih baik.
untuk banyak orang-orang yang ada dihidupku yang tak mampu kusebutkan satu-persatu, terimakasih, terimakasih ku.

*september 2014, sebuah mozaik kehidupan. Bertoga. 


aku pernah sangat ingin kita berada di saat ini, dimana kita tak lagi berseragam putih merah, tapi aku rindu saat itu kaki-kaki berlari kesana kemari. saat kita hanya mengeja kebahagian dan tawa. kita didimensi masa lalu.

kamu katakan padaku, aku cukup rapi menyimpan mozaik kehidupanbukan cukup rapi, aku sangat rapi menyusun mozaik kehidupan tentangmu, tentang masa kecil yang sangat menginspirasiku, tentang kita yang berbagi mimpi-mimpi, juga tentang kita yang berbagi cerita.

aku rindu untuk membaca lembaran-lembaran surat masa kecil kita. bukan seperti saat ini ketik-ketik lalu terkirim. aku rindu seperti kita dulu, harus ditulis dulu, lalu menunggu esok hari untuk memberikannya, lalu menunggu lagi balasannya, lalu menulis lagi, lalu menunggu lagi.


aku selalu menemukan semangat baru disetiap lembaran-lembaran surat darimu. tapi kamu sering kesal karena aku suka mengulur-ulur waktu menulis surat untukmu. maafkan aku, sejujurnya saat itu aku lebih suka membaca surat darimu, dibandingkan menulis surat untukmu. aku tak sepertimu yang kreatif.


heey, aku baru tahu, rahasia kecilmu, kamu harus menunggu pulang sekolah lalu mengganti seragammu, lalu duduk diatap rumahmu untuk membaca suratku sambil menatap langit biru. sebiru hatimu.


diperputaran waktu mungkin kita sudah bukan 2 orang anak SD yang berbagi mimpi-mimpinya. tak apa jika kita bukan anak SD lagi. tapi bisakah kita tetaplah 2 orang sahabat yang masih berbagi mimpi-mimpinya?
aku selalu rindu untuk membaca mimpi-mimpimu. seperti dulu.


padang, 6 des 2014.
untukmu sahabat yg selalu ku rindu.



ucapan untukmu pii

Assalamualaikum..

Apa kabarmu pii? Apakah sedang revisian skripsi? Semangat pii, semoga semangatmu yang pernah kamu tulis dibuku ku tetap setia disampingmu menemanimu revisian. Seperti waktu-waktu kita yang pernah ada, revisian sambil diselingi cerita yang tak pernah habisnya hingga larut malam.

Pii, aku selalu mendoakanmu, yang terbaik untukmu, entah dihari ulang tahunmu atau tidak, sama spesialnya. Tentang mimpi-mimpi kita, juga tentang impian kita tentang masa depan, pastinya tentang seseorang yang (masih) menjadi rahasia, semoga karakter-karakter baik ada padanya. Katamu, iya rii, jangan lupa doa jodoh terbaik dan semoga denganmu juga rii.

Bagaimana hiruk pikuk kampus pii? Apakah masih seperti dulu atmosfer kebersamaannya? Sudah lebih sebulan aku tak berjalan dilorong-lorong kampus, atau duduk dibangku taman. Aku rindu membaca sms mu yang memberitahuku kamu sudah sampai dikampus lalu kita bercerita dibangku taman, tepatnya bangku yang menghadap ke taman.

Apakah jalanan yang biasa kita lalui masih sama pii? Aku rindu melalui jalan-jalan itu denganmu, tetap saja dengan diskusi-diskusi kita yang selalu seru. Diskusi yang mengantarkanku pada pemahaman yang baik. Sederhana tapi tak semua orang mampu menemukannya.

Jika aku bisa sejenak ke kota itu, mungkin tadi kita menunggu azan magrib sambil duduk dibangku taman dekat jam gadang. Yaa.. bangku taman tempat kita mengobservasi banyak hal, juga masih dengan diskusi kita yang tak ada habisnya. Bagaimana keadaan mesjid raya? Apakah sehabis sholat magrib tema ceramahnya membuatmu sangat ingin mendengarnya sampai selesai pii? Segera pulang setelah sholat magrib ya pii, aku tak mau membuat ibuk mengkhawatirkan kita lagi. Cukup sekali ibuk khawatir karena kita terlalu lama berdiskusi di kost an sebelah, kost an kak Helen.

Aia karambia mudo apakah masih sesegar dulu pii? Sesegar diskusi kita dengan kak Helen. Semoga kak Helen segera mendapatkan jawaban tentang pertanyaan kehidupan. Pasti kita akan sangat bahagia, juga membuncah haru karenanya.
Pii, entah itu dihari ulang tahunmu atau tidak aku akan menulis tentang persahabatan kita. Tapi ini tulisan spesialku dihari ulang tahunmu.

Selamat ulang tahun pii, walau hakikatnya berkurang tapi semoga Allah selalu memberikan keberkahan, rahmat dan ridhonya kepada kita pii..

Tentang seseorang itu, aku selalu mengagumi caramu menanggapi berbagai cerita tentang rasa pii, katamu padaku, tolong tarik aku ketika aku menatap lama kehati yang belum saatnya aku berhenti disana. Iya sama-sama pii, jawabku. Heey bukankah ini keahlian kita, menertawakan rasa terkadang juga kecewa. Diam-diam kita katakan ada sesuatu yang dimulai, lalu diperjalanan waktu kita belajar tentang pemahaman yang baik dan diam-diam kita katakan (juga) kita telah mengakhirinya. Ada rindu? Iya tapi dia tak perlu tahu.

Tenanglah, badai akan berlalu dan kita akan hebat ketika melewati badai. Katamu,
Jika hanya perasaan bukankah itu terlalu lemah untuk dijadikan dasar memilihnya untuk menempati posisi penting dihatimu, bahkan seiirng berjalannya waktu kamu mempertanyakan, aku pernah ya menyukainya sedemikian rupa?

Pii, semoga yang terbaik untukmu, selamat berjuang, semoga maret berkah kita bertemu dengan kamu yang telah berhasil menaklukkan tantangan, termasuk menaklukkan diri sendiri. Seperti saat kita mendaki marapi, bukan tingginya marapi tapi diri sendiri. Taklukkan diri sendiri.


Kota bengkuang, Jum’at 14 November 2014.
ada beberapa perasaan yang hadirnya bukan untuk diperjuangkan, namun mengajarkan kita banyak hal dan berpikir lebih jernih. heeey„ kamu benar, tidak semua cerita harus punya ending bukan? mungkin ketika kamu bisa melewati ujian perasaan, semua ending sudah tidak diperlukan.

-rumah, 27 des 2014

Sabtu, 13 Desember 2014

Rintik Hujan di Bulan Desember

Hujan dibulan Desember
Hujan disudut mata
Rintik menancap dihati
Tentang Tanya yang mengulur waktu
Tentang kebijaksanaan yang masih saja kelu
Tentang jarak berpulau-pulau
Heey Ri, tak perlu menengadah kelangit biru\
Kelak kau akan bertemu versi yang lain
Yaa, ketika awan hitam jauh
Kelak bersama waktu dia akan menemuimu dengan mesin penenun hujan
Menjadi hujan di bulan Desember
Atau sebenarnya lebih penting tentang aku yang rindu dimensi yang berbeda
Aku pernah menghujam kata pada semesta
Tapi sujud jadi tempat berpulang rasa.
Heey, aku tak akan menyanyikan (lagi) elegi hujan di bulan Desember
Aku tak suka hujan di bulan Desember
Ataupun sehabis hujan di bulan Desember
Karena aku tak punya lorong waktu untuk menelusuri hujan di bulan Desember setahun yang lalu.
Disana rintiknya kutemukan damai diruang-ruang rumah, diruang-ruang hati.
Kini rindu itu menggumpal menyesakkan.
Hanya mampu bersujud memohon padaNya ditengah hujan dibulan Desember
Heey Ri, bukankah didalam firmanNya dikatakan, “Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang (mengatur) pergantian siang dan malam. Tidakkah kamu mengerti? “(QS 23 : 80)
Bukankah didalam firmanNya dikatakan “Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS 63 : 11)

Padang, 1 Desember 2014
Rinduku membeku
Semoga luruh oleh sujud dirintik hujan dibulan Desember.
Aku merindukanmu, sangat rindu.


Bersabar Juga Usaha Terbaik Ri.

Bersabarlah, bersabarlah…

Bersabar dengan terbaik dari Allah.

Bersabar juga usaha terbaik setelah semua usaha maksimal telah dilaksanakan, setelah doa-doa dilangitkan, setelah sujud memohon padaNya.

Bukankah tugas kita adalah berusaha dan berdoa, namun ada bagian-bagian yang mutlak itu adalah keputusan Allah untuk kita.

Heey Ri, yakinlah, sehelai daunpun tak akan gugur tanpa ijin dari Allah, sebutir biji terkecil yang paling tersembunyi tak luput dari ilmu Allah. Apalagi hal-hal yang membuatmu berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam.

Hal-hal yang tidak kamu mintapun, Allah tak pernah lupa memberi, apalagi hal-hal yang kamu mohonkan. 
Yakinlah Ri, Allah mempunyai detail scenario sempurna untuk mozaik kehidupanmu, bahkan jauh melebihi kamu mengharapkan dan berpikir hal terbaik untuk dirimu sendiri.

Sandarkan, sandarkan, sandarkan semua yang kamu lalui kepadaNya yang Maha Penyanyang.

Didalam firmanNya dikatakan, Dia mengabulkan doa hambaNya
Didalam firmanNya dikatakan, Dia lebih dekat melebihi urat lehermu
Didalam firmanNya dikatakan hanya kepada Tuhanmulah Engkau berharap.

Semoga Allah memberikan ketenangan hati dengan semua keputusan terbaik yang Allah tentukan. Aamiin


Padang, 27 November 2014
sampai saat ini sudah berganti Desember, menunggu hasil ujian..
semoga LULUS ri, untuk sebuah senyum ama yang mencintaimu. Aamiin..

Memaknai Kesempatan, Bersyukurlah Ri

Seringkali kita kagum pada diri sendiri ketika menjalani sebuah pengalaman yang (menurut kita) keren, misalnya bekerja di perusahaan terkenal, kuliah dikampus ternama, ikut olimpiade sains, sebagai delegasi antar negara, bertemu dengan orang-orang hebat.

Selamat, selamat atas perasaan yang mengharu biru.

Tapi, letakkan lagi perasaan itu ditempat yang tepat. Bukan bangga tapi bersyukurlah, bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan.

Yaa, semua tentang KESEMPATAN, semua itu bukan murni karena kemampuanmu atau perjuanganmu tapi karena Allah mengizinkanmu, memilihmu untuk berada disana.

Yaa.. bersyukurlah, bersyukurlah.

Mungkin diluar sana begitu banyak orang yang lebih baik kemampuannya darimu, tapi Allah memberimu kesempatan.

Nah, saya pernah membaca, katanya keberuntungan itu adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan.

Usaha agar kamu punya banyak persiapan
Berdoa agar Allah memberimu kesempatan sehingga persiapan bertemu kesempatan, kamu menjadi orang yang beruntung.

Ri, teruslah belajar menjadi pribadi yang lebih baik.

Ri, semoga Allah memberi kesempatan dan jika kamu menjalani kesempatan hebat tersebut, bersyukurlah

Bersyukurlah kepada Allah, dan selalu memohon ampun padaNya, karena aku takut jika ada debu-debu kesombongan yang menyelinap keruang-ruang hatimu.


Padang, 13 Desember 2014
Semoga ketika kesempatan itu tiba, ku mau kamu membaca tulisan ini lagi Ri, agar aku selalu bisa mengingatkanmu tentang memaknai kesempatan. 

Tersenyumlah Ri..

Jika dengan senyum, tawa dan bagian-bagian bahagia kita bisa membuat orang lain ikut bahagia. Why not?

Walaupun kita tetaplah manusia biasa yang tak pernah lepas dari kesedihan-kesedihan.

Biarlah kesedihan-kesedihan itu mengajarkan kita untuk selalu memohon padaNya.

Heey, ingatlah kita tidak pernah sendirian. Skenario hebat kehidupan telah dituliskanNya. Mungkin kesedihan adalah caraNya mendekap kita lebih dekat.

aku berusaha untuk berdamai dengan kepergian dan kehilangan. mungkin aku saja yang terlalu egois, melihat dari sisi yang ditinggalkan, padahal ada senyum dari sisi yang pergi. heeey, kembali ku kembalikan pada Yang Maha Mengetahui, sehelai daunpun tak akan gugur tanpa ijin dariNya, sebutir biji dalam gelapnya bumi tak luput dari ilmuNya, begitupun semua yang terjadi yang diluar kendali kita, semua yang telah tertulis nyata jauh hari sebelum kita dilahirkan. ada bagian-bagian yang bisa kita usahakan untuk berjuang namun juga ada bagian-bagian yang mutlak itu adalah keputusan terbaikNya untuk kita. aku tahu, mungkin aku saja yang terlalu kerdil untuk memaknai rencana terbaikNya untukku. berulang kali kuyakinkan diri dan memahami, walaupun air mata ku sudah tak mampu lagi mewakili sedihku

Hmm.. ini bukan senyum kepalsuan, tak ada yang palsu, hanya saja sebuah pembelajaran untuk sebuah ketulusan. Semoga masih bisa berbahagia dengan rasa syukur padaNya.

Padang, 13 Desember 2014.
aku dengan semua kerinduanku untuk bercerita dengan Ayah. Tapi kupastikan Yah, aku akan selalu (belajar) menjadi anak Ayah yang ceria yang juga akan membuat orang lain bahagia.


.

Selasa, 04 November 2014

Aku Melihat Luka



Kau tak pernah tahu..
mozaik mana yang kembali tersusun di perputaran waktu
kau pun tak pernah tahu..
kedalaman hati diantara sederhana senyum
tak usah gemakan semua
karena ada luka disana
Dengan tatapannya, lihatlah aku tak tahu apa?
jika memang ada kedalaman yang menjatuhkan
maka tetaplah dalam diam
aku pun belajar menghapuskan
sebelum semua tertulis nyata
maka jangan tambahkan lagi gemanya
sebenarnya..
aku melihat luka..

Tentang Langit



Menerangi belahan bumi lain melalui langit yang tak pernah menjadi pagi. Percayalah, semua akan beredar tetap diorbitnya, tak ada yang terlewati. Dia Maha Pengatur Rencana Sempurna.

“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS Ya Sin : 40)

Suatu Hari Nanti



Suatu hari nanti..

Jika kamu memilihku karena kecantikan. Pasti itu akan sirna dan mungkin saja aku harus sangat repot bermake up, mungkin dengan begitu aku akan terlihat (sedikit) lebih cantik.

Jika kamu memilihku karena kepintaran, maka ketika kamu bertanya sesuatu yang aku tak tahu jawabannya maka bisa saja kau akan kecewa. Yaa.. tentu begitu karena aku bukanlah ensiklopedi yang serba ada.

Jika suatu hari nanti kamu memilihku karena aku ceria, lucu, pasti kamu juga akan merasa salah memilihku karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari dari emosi sedih dan kemudia menangis. Maaf jika tak bisa selalu membuatmu tertawa.

Jika kamu memilihku karena aku adalah sahabat dekatmu, hei kita tak tau bagaimana nanti harus menghadapi masalah yang tak pernah kita hadapi di persahabatan kita. Ini tentang kita berdua. Ini jauh lebih kompleks. Ini perjalanan panjang yang tak mengenal kata “diam-diaman” lalu baikan lagi.

Jika kamu memilihku karena aku pandai memasak. Heeei, pasti nanti kamu akan berpikir ulang apakah aku adalah orang yang tepat ketika kamu sedang menyantap masakan koki terhebat.

Jikaaa…
Terlalu banyak jika yang tak mampu ku uraikan.

Tapi, suatu hari nanti…
Pilihlah aku jika dengan berjalan bersamaku, surga menjadi lebih dekat. Sediakan sebuah ruang dihatimu untuk menoleransi semua kekuranganku.
Akupun begitu.

Padang, 4 November 2014 | Sri Asrianty

Bertemukah? entahlah


Mungkin memang begitu..
Ada cerita yang telah berlalu bertemu lagi didimensi sekarang
Lalu mungkin ada saatnya juga cerita itu mencari jalan pulang untuk kembali kedimensi yang lalu
Apakah akan bertemu lagi didimensi masa depan?
Entahlah. Aku juga tak tahu jawabnya.
Pesanku  : tetaplah berdiri diposisi masing-masing untuk tidak melewati batas agar tidak ada yang pecah.