Kamis, 02 Oktober 2014

Isyarat

Ribuan tanya memenuhi ruang-ruang dimemoriku, bergema dalam pikiranku, lalu tiba-tiba sesuatu menguap begitu saja. Jika semua karena sisi-sisi yang tak sempurna, diperputaran waktu tetaplah seperti itu, bukan itu jawabannya. Dimana kepingan aku yang tak pernah jengah dgn semua kekompleksan? dimana kepingan aku yang selalu tersenyum mengartikan rangkaian kata, gema suara? apakah rintik hujan mampu menghapuskan dengan mantra-mantra ajaibnya?.

Aku mengartikan rintik hujan : kau akan memahami dikedalaman hati, mengendap membeku pilu, dengar getar hati, maka kau akan mengerti. Sebuah isyarat untuk pergi?? yaaa.. Esok saat rintik hujan hanya tersisa hingga mentari meninggi, apakah sekali lagi kamu mampu membaca isyaratku? ada sejenak jeda dan entahlah... hanya saja kata "maaf" yang menjulang membumbung kelangit, maaf jika isyaratku melukaimu...

*isyarat. dengar getar hati maka aku mengerti..senyum simpul dan ku pilih berlalu...



Tak Pernah Terlambat

Lengkungan rembulan perlahan menghilang berganti terang.
matahari tak pernah bilang 'maaf saya terlambat, silahkan untuk menunggu atau kembali terlelap'.
yaaa, semua tepat pada waktunya.
semoga akan selalu ada kedamaian yang menyusup indah perlahan dan tenang.
"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang kedalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhan-mu, milik-Nya lah segala kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (QS fathir : 13)

*menasehati diri sendiri, semoga selalu bisa memaknai.

Mengeja Luka

Percayalah, disetiap lembar luka yang kau eja, ada makna kebaikan disana,, tak ada yang sia-sia,, yang kau perlukan hanya terus mengeja luka,, dan bersujud lebih lama

Ku Katakan Jangan Memeluk Erat Kenangan

terimakasih...
terimakasih untuk banyak hal yang telah kita lewati
terimakasih telah menjadi bagian penting menyusun mozaik kehidupanku
terimakasih untuk semua kekeluargaan, kebersamaan, tangis haru, berjuang, belajar dan masa muda yang penuh tawa

maaf...
maaf jika banyak tutur kata yang menyisakan luka
maaf jika ada hati yang berprasangka
maaf jika kesalahpahaman sertai persahabatan kita

perpisahan mengambil bagiannya bersama waktu
aku tahu, aku tak akan bisa menempatkan perpisahan diposisi yang seharusnya
jika aku memeluk erat setiap mozaik kenangan indah yang tersusun rapi disini

sahabat...
aku tak pernah melangkah menjauh darimu
hanya saja
aku berdamai dengan perpisahan
agar perlahan aku bisa mengikhlaskan
bahwa kita beranjak menuju mozaik kehidupan selanjutnya
aku pasti akan merindukan tentang kita
ku baca :
perpisahan tidak sejatinya memisahkan
ia hanya memberikan jarak untuk pertemuan selanjutnya

Bukittinggi, 25 Sept 2014, 9 : 42 am. Proma


Sebuah Catatan Kejadian yang Benar-Benar Terjadi oleh Tetsuko Kuroyanagi

menulis tentang sekolah bernama Tomoe dan Sosaku Kobayashi, pria yang mendirikan dan mengelolanya, adalah satu hal yang sudah lama ingin kulakukan. 

Mr Kobayashi dilahirkan di Tokyo pada 18 Juni 1893, di sebuah desa di barat laut Tokyo, Alam dan musik adalah kecintaannya.
Mr Kobayashi meninggal pada tahun 1963. Seandainya dia masih hidup sekarang, pasti akan lebih banyak yang bisa diceritakan tentangnya.
dalam kasusku sendiri, sulit bagiku untuk mengukur betapa sangat tertolong oleh caranya mengatakan padaku berulang-ulang "kau anak yang benar-benar baik, kau tahu itu kan?" seandainya aku tidak bersekolah di Tomoe dan tidak pernah bertemu Mr Kobayashi, mungkin aku akan di cap "anak nakal", tumbuh tanpa rasa percaya diri, menderita kelainan jiwa dan bingung.

Tomoe Gakuen terletak di Tokyo tenggara tiga menit jalan kaki dari stasiun Jiyugaoka dijalur Tokyo.

Tomoe musnah dimakan api pada serangan bom di Tokyo tahun 1945. Mr Kobayashi telah membangun sekolah itu dengan uang pribadinya, jadi untuk  membangunnya kembali dibutuhkan waktu lama. setelah perang, dia membuka kembali taman kanak-kanak dibekas tempat sekolah itu, sambil membantu mendirikan apa yang sekarang dikenal sebagai Departemen Pendidikan Anak di Sekolah Tinggi Musik Kunitachi. Dia juga mengajar euritmik disana dan membantu mendirikan Sekolah Dasar Kunitachi. Dia meninggal pada usia enam puluh sembilan tahun, sebelum sempat mendirikan kembali sekolah yang dicita-citakannya.

aku yakin, dimana-mana di dunia ini ada banyak pendidik yang baik-orang-orang yang punya idealisme tinggi dan sangat mencintai anak-anak-yang bermimpi bisa mendirikan sekolah ideal. Dan aku tahu betapa sulitnya mewujudkan itu. Mr Kobayashi belajar bertahun-tahun sebelum mendirikan Tomoe ditahun 1937. Sekolah itu habis terbakar tahun 1945, jadi masa hidupnya singkat sekali.

Aku yakin dan bersyukur, waktu aku bersekolah disana, ketika itu Mr Kobayashi sedang berada dipuncak dan semua rencananya dapat dikembangkannya dengan baik. Tapi juga kuingat betapa banyaknya anak yang akan beruntung mendapat asuhannnya seandainya tidak ada perang, aku jadi sedih memikirkan kesia-siaan itu.

Aku mencoba menjelaskan metode pendidikan Mr Kobayashi dibuku ini. Dia yakin, setiap anak dilahirkan dengan watak baik, yang dengan mudah bisa dirusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh orang dewasa. Mr Kobayashi berusaha menemukan "watak baik" setiap anak dan mengembangkannya, agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang khas.

Mr. Kobayashi sangat menghargai segala sesuatu yang sangat alamiah dan ingin agar karakter anak-anak berkembang sealamiah mungkin. Dia juga sangat mencintai alam.Putrinya yang termuda, Miyo-chan, bercerita padaku, bahwa ayahnya sering mengajaknya berjalan-jalan waktu dia masih kecil, sambil berkata " ayo kita jalan-jalan dan mengamati irama alam."

Mr Kobayashi menghabiskan dua tahun di Eropa. dari tahun 1922 sampai 1924, dia mengunjungi berbagai sekolah dan belajar euritmik bersama Emile Jaques Dalcroze di Paris. sekembalinya dari eropa, dia mendirikan Taman Kanak-Kanak Seijo bersama seorang kawannya. Mr Kobayashi sering berkata kepada para guru taman kanak-kanak agar tidak mencoba memaksa anak-anak tumbuh sesuai bentuk kepribadian yang sudah digambarkan.

"serahkan mereka pada alam," begitu katanya. "jangan patahkan ambisi mereka. cita-cita mereka lebih tinggi dari cita-cita kalian." belum pernah ada taman kanak-kanak seperti itu di jepang.

*Totto-Chan, Gadis cilik di jendela, Tetsuko Kuroyanagi. sebuah buku yang sangat berkesan bagiku, mengharukan, aku juga mencintai kepala sekolah Mr Kobayashi, aku sangat ingin berada di Tomoe Gakuen. membaca buku ini seperti memberikan aku pemahaman yang baik memahami anak-anak, aku suka anak-anak.

Janji

"ada sesuatu yang ingin kukatakan pada Bapak"
"apa itu?" tanya kepala sekolah senang
kepala sekolah memandangnya dengan sikap menunggu "Apa yang ingin kau katakan?" tanyanya lagi
"Aku ingin mengajar disekolah ini kalau sudah dewasa. sungguh"
"janji?" Mr Kobayashi tampak benar-benar ingin Totto-Chan berjanji.
Totto-Chan mengangguk penuh semangat dan berkata "Aku janji"
ketika Totto-chan mengucapkan janji, wajah kepala sekolah tampak senang. Totto-chan mengulurkan kelingkingnya. kepala sekolah juga mengulurkan kelingkingnya. mereka menegaskan perjanjian dgn cara Jepang kuno yaitu mengaitkan kelingking. seolah kau bisa meletakkan harapanmu disana. Kepala sekolah dan Totto-chan tersenyum. tekadnya sudah bulat, ia akan menjadi guru di Tomoe! sungguh gagasan yang hebat.
"kalau aku jadi guru..." ia menggumam. inilah hal-hal yang dibayangkan Totto-chan : tidak banyak belajar, perbanyak hari olahraga, acara masak bersama, berkemah, jalan-jalan.
kepala sekolah senang. sulit membayangkan Totto-chan tumbuh dewasa, tapi ia yakin gadis itu akan bisa menjadi guru di Tomoe. ia berpendapat semua murid di Tomoe akan menjadi guru yang baik karena mereka pasti ingat asyiknya menjadi anak-anak.
Begitulah Tomoe, Kepala sekolah dan salah satu muridnya mengikat janji tentang sesuatu yang akan terjadi sepuluh tahun lagi, atau bahkan lebih, dimasa depan. padahal ketika itu semua orang berkata hanya tinggal soal waktu sebelum pesawat2 Amerika yg bermuatan bom muncul dilangit Jepang.
*janji, Totto-Chan, Tetsuko Kuroyanagi

Milyaran Detik

Setiap aku pulang, aku selalu mampu menemukan senyum ayah disetiap jengkal rumah kita yah..
Tapi tahukah ayah,, setiap aku berada dimeja makan, rinduku mengumpulkan kekuataannya beribu-ribu kali lipat yah, seperti sedang bekerjasama dgn bagian-bagian terindah tentang ayah.. tangisku pecah yah..
Ayah, aku sangat merindukan ayah
Aku sangat rindu bercerita panjang dengan ayah
Ayah yang selalu sabar mendengarkan semuaaaaa ceritaku,,,
Ayah, apakah ayah ingin menyampaikan pesan padaku,,
“anakku, mulai dari ayah mengazankanmu, disetiap detik usiamu ayah selalu bercerita denganmu, ayah harus pulang nak, ayah telah mengajarkanmu untuk menjadi anak yang selalu ceria, anak yang dengan tawa lepasnya, bersemangat, dan sangat suka bercerita, maka temukan lah nak, banyak orang lainnya yang akan bercerita denganmu nak, seperti ayah yang selalu rindu dengan semua cerita-ceritamu semoga mereka juga akan sangat merindukan cerita-ceritamu yang selalu mampu menginspirasi”
Ayah,, aku sangat kehilangan ayah, ,
Ayah, tahukah ayah, saat aku membaca Totto-chan, aku menemukan sosok ayah pada kepala sekolah Mr Kobayashi, salah satunya tentang ayah yang selalu mendengarkan ceritaku setiap aku bercerita, kita berceritaaaa apaaa sajaaaa… kepala sekolah mendengarkan cerita Totto-chan sampai 4 jam yah, tapi bayangkan ayah yang mendengarkan ceritaku tentang apa saja, milyaran detik waktu ayah selalu semangat mendengarkan ceritaku.
Ayah, Mr Kobayashi tidak pernah memarahi siswanya atau berkata kasar pada siswanya, ayah, ayah tak pernah sekalipun memukulku yah, ayah, aku tak pernah merasa takut pada ayah, tak pernah yah, bagiku ayah sosok yang selalu penyayang, ayah sosok tempatku mengungkapkan semua yang kurasakan dan kuinginkan tanpa ada sedikitpun rasa takut. Ayah selalu mengajarkanku untuk belajar dari kesalahan, terlalu banyak kesalahan ku yah, tapi ayah tak pernah marah, saat aku memecahkan piring dan gelas saat mencuci nya, maka ayah hanya akan berkata hati-hati mencuci piring, pelan-pelan jika pecah ya sudah dibuang saja jangan sampai pecahan kacanya mengenai tangan atau kaki, ayah, ayah ingat saat aku memasak nasi aku lupa menekan tombol cook nya, saat ayah mau makan ternyata nasinya gagal, ayah hanya akan berkata, ingat-ingat kalau memasak untuk menekan tombolnya, ya sudah kita kasih ayam-ayam kita saja, atau ayah ingat saat aku berlari pulang dari mesjid kepangkuan ayah lalu aku menyenggol segelas kopi ayah yang baru saja ayah buat sendiri, ayah hanya akan berkata besok lihat-lihat ya nak, ayah ingat saat aku tak mendengarkan ayah aku bermain sepeda jauh dari rumah lalu terjatuh kedalam kali, ayah juga tak memarahiku, hanya berkata itu kenapa ayah tak mengizinkan untuk bersepeda jauh-jauh. Terlalu banyak yah, sangaaat banyak…
Ayah, Ramadhan menjelang menunggu hitungan hari yah, ayah,,
Semoga ayah disana akan selalu baik-baik saja yah, semoga Allah mengabulkan doa-doaku untuk Ayah
Doa selalu menjadi tempatku pulang yah, meluruhkan setiap keping-keping rindu
Menghapus setiap bulir-bulir kesedihan.
Tak ada yang salah yah, aku akan baik-baik saja yah, aku janji aku akan tetap ceria, semangat, dan akan tetap bercerita, hanya saja aku terlalu merindukan ayah, sangat-sangat rindu yah, hanya itu yah.

Padang, 16 Juni 2014
Selalu merindukan Ayah