Kamis, 02 Oktober 2014

Milyaran Detik

Setiap aku pulang, aku selalu mampu menemukan senyum ayah disetiap jengkal rumah kita yah..
Tapi tahukah ayah,, setiap aku berada dimeja makan, rinduku mengumpulkan kekuataannya beribu-ribu kali lipat yah, seperti sedang bekerjasama dgn bagian-bagian terindah tentang ayah.. tangisku pecah yah..
Ayah, aku sangat merindukan ayah
Aku sangat rindu bercerita panjang dengan ayah
Ayah yang selalu sabar mendengarkan semuaaaaa ceritaku,,,
Ayah, apakah ayah ingin menyampaikan pesan padaku,,
“anakku, mulai dari ayah mengazankanmu, disetiap detik usiamu ayah selalu bercerita denganmu, ayah harus pulang nak, ayah telah mengajarkanmu untuk menjadi anak yang selalu ceria, anak yang dengan tawa lepasnya, bersemangat, dan sangat suka bercerita, maka temukan lah nak, banyak orang lainnya yang akan bercerita denganmu nak, seperti ayah yang selalu rindu dengan semua cerita-ceritamu semoga mereka juga akan sangat merindukan cerita-ceritamu yang selalu mampu menginspirasi”
Ayah,, aku sangat kehilangan ayah, ,
Ayah, tahukah ayah, saat aku membaca Totto-chan, aku menemukan sosok ayah pada kepala sekolah Mr Kobayashi, salah satunya tentang ayah yang selalu mendengarkan ceritaku setiap aku bercerita, kita berceritaaaa apaaa sajaaaa… kepala sekolah mendengarkan cerita Totto-chan sampai 4 jam yah, tapi bayangkan ayah yang mendengarkan ceritaku tentang apa saja, milyaran detik waktu ayah selalu semangat mendengarkan ceritaku.
Ayah, Mr Kobayashi tidak pernah memarahi siswanya atau berkata kasar pada siswanya, ayah, ayah tak pernah sekalipun memukulku yah, ayah, aku tak pernah merasa takut pada ayah, tak pernah yah, bagiku ayah sosok yang selalu penyayang, ayah sosok tempatku mengungkapkan semua yang kurasakan dan kuinginkan tanpa ada sedikitpun rasa takut. Ayah selalu mengajarkanku untuk belajar dari kesalahan, terlalu banyak kesalahan ku yah, tapi ayah tak pernah marah, saat aku memecahkan piring dan gelas saat mencuci nya, maka ayah hanya akan berkata hati-hati mencuci piring, pelan-pelan jika pecah ya sudah dibuang saja jangan sampai pecahan kacanya mengenai tangan atau kaki, ayah, ayah ingat saat aku memasak nasi aku lupa menekan tombol cook nya, saat ayah mau makan ternyata nasinya gagal, ayah hanya akan berkata, ingat-ingat kalau memasak untuk menekan tombolnya, ya sudah kita kasih ayam-ayam kita saja, atau ayah ingat saat aku berlari pulang dari mesjid kepangkuan ayah lalu aku menyenggol segelas kopi ayah yang baru saja ayah buat sendiri, ayah hanya akan berkata besok lihat-lihat ya nak, ayah ingat saat aku tak mendengarkan ayah aku bermain sepeda jauh dari rumah lalu terjatuh kedalam kali, ayah juga tak memarahiku, hanya berkata itu kenapa ayah tak mengizinkan untuk bersepeda jauh-jauh. Terlalu banyak yah, sangaaat banyak…
Ayah, Ramadhan menjelang menunggu hitungan hari yah, ayah,,
Semoga ayah disana akan selalu baik-baik saja yah, semoga Allah mengabulkan doa-doaku untuk Ayah
Doa selalu menjadi tempatku pulang yah, meluruhkan setiap keping-keping rindu
Menghapus setiap bulir-bulir kesedihan.
Tak ada yang salah yah, aku akan baik-baik saja yah, aku janji aku akan tetap ceria, semangat, dan akan tetap bercerita, hanya saja aku terlalu merindukan ayah, sangat-sangat rindu yah, hanya itu yah.

Padang, 16 Juni 2014
Selalu merindukan Ayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar