Sabtu, 27 Desember 2014

Sebuah Ucapan Syukurku.

Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS Al-An’am : 59)

Disetiap dimensi waktu yang terlewati, indahnya senyum penuh syukur pada-Mu ataukah tetes air mata yang memohon kekuatan pada-Mu agar aku mampu melewati setiap detail sebaik-baik skenario yang telah Engkau tuliskan untukku. Ya Allah, sehelai daunpun tak akan gugur tanpa izin dariMu, aku yakin Engkau selalu dekat, lebih dekat dari urat leherku. Ku mohon sayangi aku, kasihi aku, ridhoi aku disetiap suka dan duka yang harus aku lewati. Jadikan setiap kebahagiaan membuatku tak henti bersyukur padaMu, setiap sedihku sebagai caraMu menyayangiku. Duniaku sebagai jalanku menuju akhirat, surgaMu.

Bagaimana aku hendak mengucapkan semua rasa terimakasihku untukmu Ayah dan Ama. Terimakasih ku tak akan pernah mampu menandingi setitik saja ketulusanmu, cintamu, kasih sayangmu. Terimakasih untuk tarbiyah pertama dalam hidupku. Tak ada kata-kata yang mampu melukiskan saat langkahmu tak pernah terhenti, saat senyummu damaikan jiwa, saat marahmu menuntunku
saat semua ketulusanmu selalu sertai perjalananku. Kasih sayangmu sehangat mentari, pelukku saat badai goyahkan langkahku, setulus cahaya bintang, terangi gelap malamku, menuntunku untuk berjalan. Jauh kaki kulangkahkan tapi cinta kasihmu selalu tersimpan rapi. Doamu, menjagaku, senyummu kuatkan aku.

Aku ada disini. aku berjuang disini, aku melakukannya dengan sebaik mungkin, untuk “ayah dan Ama” tersayang meski tak sesempurna
yang engkau harapkan, meski kadang tak seindah yang engkau inginkan, tapi izinkan aku “memberikan yang terbaik
untuk melihat indahnya senyum diwajahmu” salah satu impian terbesar dalam hidupku
“membuatmu tersenyum, dan berkata : Dia Riri, anakku”

Ayah :  budi baik mu telah menjadi puisi dalam ingatanku, begitu indah. Walau tiadamu mengekalkan kefanaan, tetapi segala yang telah engkau berikan tumbuh subur dalam bingkai kenangan.
Ama :  Bila kutuliskan dirimu dengan kata-kata Kau adalah telaga segala tinta, dalam lautan kasihmu, Aku berenang dalam kekerdilan. KepadaNya jua, segala doa aku titipkan.

Ici, yang selalu mengkhawatirkanku, aku tahu ada cinta dalam setiap marahmu, ada sayang disetiap cerewetmu, aku tahu, dimatamu mungkin aku akan selalu menjadi adikmu yang selalu membutuhkanmu dalam kondisi apapun, aku selalu membuatmu repot dengan semua tentangku, Ici selalu lebih repot dibanding aku. Ici, jika aku mengingat memori disaat aku berusia seminggu, mungkin aku akan mendengarmu yang tak pernah bosan mengucapkan pada setiap orang yang datang “ini adik perempuanku, aku sangat menyayanginya”. Terimakasih telah menjadi kakak terhebat untukku.

Ilham, ku tahu, kamu adikku yang selalu menganggap aku lebih kecil darimu, terkadang kamu sibuk menasehatiku, Ingat, aku ini kakakmu. Aku akan selalu ingat, saat aku pulang, kamu menjemputku walau hujan turun dengan sangat deras. il, Jadilah adikku yang keren. Mempunyai mimpi-mimpi yang tinggi dan selalu bersujud padaNya.

M. Abrar Asyeldo, hadirmu adalah anugerah, pelangi sesudah hujan, ada doa, cinta, sayang dan harapan yang kelak akan membuatmu menjadi anak yang berakhlak baik, anak yang akan menjaga perasaan kami.


Abang, terimakasih bang. Terimakasih untuk senyum Ici dan Abrar. Terimakasih telah menjadi abang terbaik untuk ii dan ilham.

Bukittinggi, Psikologi UNP, Disini bagian mozaik kehidupan itu tersusun menjadi sebuah perjalanan kehidupan yang tak akan pernah terlupakan, yi, kita boleh berencana, tapi percayalah rencana Allah untuk kita jauh lebih baik dari rencana kita untuk diri kita sendiri. Bukittinggi, Psikologi UNP adalah bagian dari doa yang Allah ganti dengan yang lebih baik. Psikologi UNP jawaban dari doa terbaik.

Terimakasih untuk suka, duka, tawa, tangis, terharu dan bahagia yang mewarnai cerita ini, sahabat-sahabat terbaik. Aku bersyukur hadirmu memberikan kenangan yang sangat indah bagiku. Terimakasih untuk semua semangat, dukungan yang menyertai perjalanan kita. Meski tak mampu kusebutkan satu-persatu, tapi dihatiku, masing-masing kalian mempunyai posisi penting yang tak akan tergantikan.

Aku ingin mengurai rintik hujan menjadi sepenggal jawaban-jawaban atas kesedihan. tapi bukankah hujan menjadi lorong untuk sebuah rintik air mata dihati dan ditebing pipimu? tak apa bila tergugu dalam diam, bersujud dalam-dalam, tetap nyalakan harapan yang meredup padam. tetaplah berharap tentang mentari, karena janjiNya itu pasti benar.
"maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"  (QS 94 : 5-6)

Jika sesudah kesulitan ada kemudahan, maka berdoalah tentang ketidakmengertian, karena memang doa jawaban dari ketidakmengertian. Bukankah terkadang Allah melindungi kita dari ketidaktahuan?
Berdoalah yi, sesudah kesedihan akan ada harapan-harapan yang merekah bersama pagi.


Tengoklah perasaan orang-orang yang yi sayangi. Doa adalah symbol bagi kasih sayang. Doakan ayah dan orang-orang yang yi sayang. Doakan dimana saja. Lihatlah dari sisi yang pergi bukan dari sisi yang ditinggalkan yi. Tidak ada yang pergi dari hati, tidak ada yang hilang dari kenangan. Lihatlah cita-cita itu merekah indah menjadi sebuah perasaan. Tak sekedar cita-cita tapi menjaga perasaan.

Doa yang menjadi dimensi rahasia, meluruhkan setiap keeping-keping rindu, menghapuskan setiap bulir-bulir kesedihan.

Ingatlah yi, ada bagian-bagian yang bisa kita usahakan. Namun, ada bagian-bagian yang mutlak itu adalah keputusan Allah. Tetaplah berusaha dan berdoa yi, berusaha memberikan yang terbaik. Serahkan keputusan terbaik kepada Allah. Yakinlah, Allah menyayangi kita, bahkan lebih dari yang kita sangkakan. Sebaik-baik rencana kita untuk diri kita sendiri, Allah punya rencana terbaik untuk kita. Bukankah apa yang baik menurut kita itu belum tentu baik menurut Allah. Tapi yakinlah yi, apa yang terbaik menurut Allah itu adalah yang terbaik untuk kita. Ingat yi, jalan yang lurus bukan berarti itu jalan yang selalu mulus.

Satu-persatu beriring waktu pertanyaan kehidupan dijawab yi, selamat menjawab pertanyaan kehidupan selanjutnya yi.


Terimakasih ku ucapkan kepada :
Keluarga besar Psikologi UNP, Ibu dan Bapak dosen yang telah mendidik kami dengan kesabaran dan ketulusan. Semoga Allah selalu memberikan kebaikan-kebaikan kepada Ibuk dan bapak.

Sahabat Q’Mibayotiinoby (Q’ting danny, Mbak wara, Ipy, Amak Iya, Yona, Ori, Tata, Iqy’ fikri, Ivan, Nanda, Ojji’ ozzy, Bro Bayaik, Yudha) semua perjuangan kita dari hitam putih sampai saat ini menjadi cerita yang sangat indah. Perjalanan, kekeluargaan, semua kenangan itu akan memberi senyum yang merekah saat mengingatnya. Terisitimewa untuk my LF. Terimakasih. Semoga waktu yang tepat untuk masing-masing kita bertoga.

Sahabat psikologi 2010, Edo aiai, terimakasih Do, telah menjadi sahabat yang telah menolongku disaat proses perjuangan ini. Maya, Zizi, Azizah, Dila widia, Oja Roza, bro Dido, risti, Resti, Adil, melly, Sadam aiai, dan semua teman-teman yang tak tersebutkan namanya. Terimakasih untuk 4 tahun yang sangat berharga. Bahkan perjalanan ke merapinya. Juga jalan-jalan kita yang takkan terlupakan Intan, Yossi, Pipi.

Kakak-kakak, Uda dan Uni di psikologi UNP. Kak Lisa, Kak Nindy, kak, maafkan adikmu yang selalu mengekormu tapi selalu senang hati untuk dibully, kak. Ramadhan penuh berkah dan perjuangan itu akan selalu terkenang kak. Kak Nanda, Kak Nanik, kak Ayu, kak Mei, Kak Fira, Kak Lilis, bang Aqib, bang Mardisal, Bang Putra, Bang Budi, Kak Dek, kak Fani, Kak Aufa. Makasi kak, telah menjadi kakak yang selalu bercerita denganku disini dan memberikanku nasehat tanpa menggurui.

Adek-adek di Psikologi UNP. Nifa, Ummul, Irenti, Gaby, Eja, Tika, Ikke’, walaupun waktu kita tidak panjang, tapi terimakasih untuk pertemuan singkat yang akan selalu kita rindukan.


Kak Helen, terimakasih telah menjadi kakak, sahabat, dosen, pembimbing, teman diskusi. Terimakasih telah menjadi sahabat untuk memaknai hidup kak. Semoga Allah memberikan jawaban untuk pertanyaan kehidupan kakak segera kak.

Pii, aku pasti akan merindukan perjalanan dan diskusi panjang kita tentang memaknai hidup. Pii, sampai jumpa lagi dikota impian kita. Sampai jumpa di Universitas impian kita.

Lingkaran yang selalu aku rindukan, Kak Ika dan jagoan-jagoan kakak. Terimakasih Kak. Kak Yelfi, Yossi, Intan, Pipi, Iya, mbak wara, Ayuk, Firna, Cica, Fidia. Terimakasih, untuk kebaikan dan memberikan makna tujuan kehidupan.

Sahabat Forsis, Roby, Ari, Ami, Rafi, Adi, Habibi, Edo, Yoki, Ima, Via, Dola, Wilda, Nadia dan teman-teman lainnya. Terimakasih untuk saling menguatkan dijalan ini. Andai perjuangan ini mudah, pasti banyak yang menyertainya. Andai perjuangan ini singkat, pasti banyak yang istiqomah. Tapi hakikatnya perjuangan ini tak begitu, turun naiknya dan sakit pedihnya. Kenapa perjuangan itu pahit? Karena surga itu manis. Aamiin.

 (Droof), Iin, Yutia, Deki, Barzoq, Buspi, Danny, Anggoman, Rozi, Rizki. Kalian sahabatku yang selalu keren, terimakasih telah menjadi sahabatku disaat suka dan duka dihidupku. Bersama kalian waktu seakan terhenti dimasa putih abu-abu, padahal waktu tak pernah menunggu. Yang tak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri, semoga kita bisa bertemu dengan kita yang selalu lebih baik.

(Liriv). Via, Icha, Linda. Selamat mendewasa sahabat kecilku, terimakasih telah menjadi sahabat disetiap fase kehidupanku. Terimakasih untuk setiap cerita yang selalu kita rindukan. Bersama kalian waktu serasa berhenti berputar.


(Dimensi CB 04) Herman, Aca, Engky, Handaka, Randi, Cici. Terimakasih untuk cerita-cerita yang kembali kita susun lagi. Terimakasih untuk doa dan semangatnya.

DDH, Winda, Lezi, Sri, Reres, Fani, Ayu, Wita, Leti, Zarni, Desi. Terimakasih untuk semuanya.

Ibuk Yus, ketegaran, kesabaran dan ketulusan Ibuk selalu mampu menjadi tempatku kembali ke Bukittinggi buk.

Terimakasih untuk semua doa, dukungan, semangat, dan cerita yang selalu terkenang. Sampai jumpa dikesempatan yang lebih baik.
untuk banyak orang-orang yang ada dihidupku yang tak mampu kusebutkan satu-persatu, terimakasih, terimakasih ku.

*september 2014, sebuah mozaik kehidupan. Bertoga. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar