Sabtu, 27 Desember 2014

ucapan untukmu pii

Assalamualaikum..

Apa kabarmu pii? Apakah sedang revisian skripsi? Semangat pii, semoga semangatmu yang pernah kamu tulis dibuku ku tetap setia disampingmu menemanimu revisian. Seperti waktu-waktu kita yang pernah ada, revisian sambil diselingi cerita yang tak pernah habisnya hingga larut malam.

Pii, aku selalu mendoakanmu, yang terbaik untukmu, entah dihari ulang tahunmu atau tidak, sama spesialnya. Tentang mimpi-mimpi kita, juga tentang impian kita tentang masa depan, pastinya tentang seseorang yang (masih) menjadi rahasia, semoga karakter-karakter baik ada padanya. Katamu, iya rii, jangan lupa doa jodoh terbaik dan semoga denganmu juga rii.

Bagaimana hiruk pikuk kampus pii? Apakah masih seperti dulu atmosfer kebersamaannya? Sudah lebih sebulan aku tak berjalan dilorong-lorong kampus, atau duduk dibangku taman. Aku rindu membaca sms mu yang memberitahuku kamu sudah sampai dikampus lalu kita bercerita dibangku taman, tepatnya bangku yang menghadap ke taman.

Apakah jalanan yang biasa kita lalui masih sama pii? Aku rindu melalui jalan-jalan itu denganmu, tetap saja dengan diskusi-diskusi kita yang selalu seru. Diskusi yang mengantarkanku pada pemahaman yang baik. Sederhana tapi tak semua orang mampu menemukannya.

Jika aku bisa sejenak ke kota itu, mungkin tadi kita menunggu azan magrib sambil duduk dibangku taman dekat jam gadang. Yaa.. bangku taman tempat kita mengobservasi banyak hal, juga masih dengan diskusi kita yang tak ada habisnya. Bagaimana keadaan mesjid raya? Apakah sehabis sholat magrib tema ceramahnya membuatmu sangat ingin mendengarnya sampai selesai pii? Segera pulang setelah sholat magrib ya pii, aku tak mau membuat ibuk mengkhawatirkan kita lagi. Cukup sekali ibuk khawatir karena kita terlalu lama berdiskusi di kost an sebelah, kost an kak Helen.

Aia karambia mudo apakah masih sesegar dulu pii? Sesegar diskusi kita dengan kak Helen. Semoga kak Helen segera mendapatkan jawaban tentang pertanyaan kehidupan. Pasti kita akan sangat bahagia, juga membuncah haru karenanya.
Pii, entah itu dihari ulang tahunmu atau tidak aku akan menulis tentang persahabatan kita. Tapi ini tulisan spesialku dihari ulang tahunmu.

Selamat ulang tahun pii, walau hakikatnya berkurang tapi semoga Allah selalu memberikan keberkahan, rahmat dan ridhonya kepada kita pii..

Tentang seseorang itu, aku selalu mengagumi caramu menanggapi berbagai cerita tentang rasa pii, katamu padaku, tolong tarik aku ketika aku menatap lama kehati yang belum saatnya aku berhenti disana. Iya sama-sama pii, jawabku. Heey bukankah ini keahlian kita, menertawakan rasa terkadang juga kecewa. Diam-diam kita katakan ada sesuatu yang dimulai, lalu diperjalanan waktu kita belajar tentang pemahaman yang baik dan diam-diam kita katakan (juga) kita telah mengakhirinya. Ada rindu? Iya tapi dia tak perlu tahu.

Tenanglah, badai akan berlalu dan kita akan hebat ketika melewati badai. Katamu,
Jika hanya perasaan bukankah itu terlalu lemah untuk dijadikan dasar memilihnya untuk menempati posisi penting dihatimu, bahkan seiirng berjalannya waktu kamu mempertanyakan, aku pernah ya menyukainya sedemikian rupa?

Pii, semoga yang terbaik untukmu, selamat berjuang, semoga maret berkah kita bertemu dengan kamu yang telah berhasil menaklukkan tantangan, termasuk menaklukkan diri sendiri. Seperti saat kita mendaki marapi, bukan tingginya marapi tapi diri sendiri. Taklukkan diri sendiri.


Kota bengkuang, Jum’at 14 November 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar