Sabtu, 27 Desember 2014

aku pernah sangat ingin kita berada di saat ini, dimana kita tak lagi berseragam putih merah, tapi aku rindu saat itu kaki-kaki berlari kesana kemari. saat kita hanya mengeja kebahagian dan tawa. kita didimensi masa lalu.

kamu katakan padaku, aku cukup rapi menyimpan mozaik kehidupanbukan cukup rapi, aku sangat rapi menyusun mozaik kehidupan tentangmu, tentang masa kecil yang sangat menginspirasiku, tentang kita yang berbagi mimpi-mimpi, juga tentang kita yang berbagi cerita.

aku rindu untuk membaca lembaran-lembaran surat masa kecil kita. bukan seperti saat ini ketik-ketik lalu terkirim. aku rindu seperti kita dulu, harus ditulis dulu, lalu menunggu esok hari untuk memberikannya, lalu menunggu lagi balasannya, lalu menulis lagi, lalu menunggu lagi.


aku selalu menemukan semangat baru disetiap lembaran-lembaran surat darimu. tapi kamu sering kesal karena aku suka mengulur-ulur waktu menulis surat untukmu. maafkan aku, sejujurnya saat itu aku lebih suka membaca surat darimu, dibandingkan menulis surat untukmu. aku tak sepertimu yang kreatif.


heey, aku baru tahu, rahasia kecilmu, kamu harus menunggu pulang sekolah lalu mengganti seragammu, lalu duduk diatap rumahmu untuk membaca suratku sambil menatap langit biru. sebiru hatimu.


diperputaran waktu mungkin kita sudah bukan 2 orang anak SD yang berbagi mimpi-mimpinya. tak apa jika kita bukan anak SD lagi. tapi bisakah kita tetaplah 2 orang sahabat yang masih berbagi mimpi-mimpinya?
aku selalu rindu untuk membaca mimpi-mimpimu. seperti dulu.


padang, 6 des 2014.
untukmu sahabat yg selalu ku rindu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar