Sabtu, 29 Juni 2013

Pemahaman yang Baik, Semoga...


Selalu saja jika berbicara tentang perasaan, emosi, akan tetap menjadi teka-teki
Ini tentang sebuah perasaan yang saya sendiri tak mampu untuk mengartikannya
Mencoba mencari jawaban atas rasa penasaran tersebut.
Tapi seiring berjalannya waktu saya sendiri hanya bisa tersenyum mengingat hal-hal yang seharusnya tak perlu saya pikirkan.

Kita butuh waktu untuk menemukan sebuah pemahaman yang baik, bukan berarti untuk menemukan pemahaman yg baik itu mudah, sekedar memahami makna dari kata-kata, tapi hal yang paling sulit adalah berdiskusi dengan diri sendiri, menertawakan diri sendiri tapi juga mencoba kembali menyatukan logika dan emosi untuk bisa sejalan tanpa ada yang mendominasi, agar jadi sebuah ritme nan indah, tapi jika semua tetaplah teka-teki yang tak terungkap lantas apa yang harus dilakukan???

Update terus pemahaman yang baik tersebut, perbanyaklah membaca, sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, amati lingkungan, mencoba untuk bermanfaat bagi orang disekitar kita, kembali belajar banyak hal, bahkan yg paling penting dalami pemahaman agama, karena masih banyak sekali yang harus kita pahami, apalagi jarak yang sudah ribuan tahun memisahkan kita dari Rasulullah, hmm.. ini sebuah tamparan bagi diri saya sendiri (aduuh,,) yups, banyak hal yang saya tak tahu, sahabat-sahabat Rasulullah, riwayat hidup Rasulullah,  perjuangan Rasulullah, sejarah-sejarah Islam, apalagi tentang ibadah, Fiqih, dan lainnya, jangan tanyakan, masih banyak sekali yang harus dipahami.

atau jika semua ini tak bisa juga menghilangkan kegundahan perasaan itu? maka tuliskanlah, walaupun kita tak pernah tahu apakah orang tersebut akan membaca tulisan itu atau tidak, tak masalah, sebuah tulisan dengan ungkapan emosi mempunyai jiwa tersendiri, luapan emosi disebuah tulisan itu akan memberikan sebuah proses pembelajaran, hmm… ya setidaknya itu adalah sebuah proses yang harus dilalui.

Sebelum mempunyai pemahaman itu boleh lah tak mengerti, tapi jika telah belajar memiliki pemahaman yang baik, maka maknailah sebuah penantian itu dengan memperbaiki diri, bersabar, dan merahasiakannya,,

Terimakasih ya ALLAH telah menunjukkan jalan terbaik, mengenal sosok-sosok yang luar biasa, mendapatkan tarbiyah yang baik, (makasiiii kakak, kangen untuk kembali berkumpul dilingkaran kecil itu, dan bertemu dengan dua jagoan kakak, semoga kakak selalu sehat dan juga selalu dirahmati ALLAH). Menemukan sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dalam kebaikan, kepada kalian tempat berbagi saat terkadang cobaan ini kembali datang, kembali segarkan pemahaman, percayalah sehelai daunpun tak akan gugur tanpa izin dariNya, apalagi semua cerita ini, semoga kita bisa tetap kuat bersama, terimakasih juga untuk selalu memberikan semangat memaknai huruf-huruf yang tersusun rapi dilembaran kertas, membaca. terimakasih juga untuk sahabat-sahabat yang baik yang selalu bersedia mengajak jalan-jalan (ini benar-benar jalan-jalan, jalan kaki) lalu melihat dari perspektif yang berbeda, mensyukuri banyak hal, melihat banyak hal yang menakjubkan disekitar kita, (masih ingat saat kita jalan-jalan ke rumah sakit dan menyaksikan seorang bayi yang masih merah yang diazankan ayahnya, lalu nenek nya bercerita kepada kita, ini anak pertama sang ayah, waa,, subhanallah, tiba-tiba rindu untuk pulang membuncah, masih ingat saat kita sholat dimesjid yang keren, lalu lupa waktu dan terkunci dari dalam, hehehe…) terimakasih juga untuk sahabat-sahabat dikampus yang selalu setia berbagi semangat untuk belajar,kuliah jadi seru, hehehe (yang rajin bikin tugas, ayoo balapan bikin tugas, yang heboh dikampus, masih ada ngak ya lempar-lempar sepatu nya? wkwkwk) 

Saya membaca sebuah filosofi tentang membaca dibuku Soliloquy, “ berjalan menurut anggapanku adalah tindakan hidup yang paling mengasyikkan. Sewaktu kaki melangkah, aku seolah mempunyai dunia sendiri yang berjarak dengan apa yang ku jejak, yang terlepas dari apa yang ada disekitarku. Sebuah dunia kecil yang mengunci keberadaanku sekaligus membuatnya terkurung dalam keramaian” lalu kita berdiskusi tentang perasaan itu, benar kawan, ini bukan tanpa cobaan, tapi lepaskanlah sesuatu yang belum berhak untuk kita miliki, jika memang dia, ALLAH yang akan menunjukkan jalan ceritanya, atau jika bukan dia, percayalah ALLAH akan mengganti dengan yang lebih baik.

“dan kunci-kunci semua yang gaib ada padaNya, tidak ada yang mengetahui selain Dia. dia mengetahui apa yang didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahuiNya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS al-an’am : 59)
semoga ALLAH menunjukkan jalan terbaikNya,, aamiin...

Padang, 29 Juni 2013.
salah satu jejak langkah sebuah proses
luapan rindu diLingkaran kecil itu

2 komentar:

  1. Kerinduan itu..
    Meski tetap seru, tapi tetap tak lengkap tanpamu.. :)
    Tetap berbagi :)
    Sukses selalu sahabat, menggapai bintang bersama ^_^

    BalasHapus
  2. hehhee,, makasi sahabat :)
    iyaa,, rindu bgt mbak berada disana,salam utk kakak n teman2 disana :)
    yups, tetap berbagi,,
    aamiin,,sukses utk kita semua, bersama kita menggapai bintang bersama,,

    BalasHapus