Sabtu, 02 Mei 2015

Perputaran Bianglala Kehidupan

Hey, aku suka bianglala. Kamu suka juga kah?
Tapi saat aku dan adikku merengek naik bianglala, Ayah tidak mengijinkan kami.
Kata Ayah, bianglala akan menyebabkan aku dan adikku demam, bianglalanya berputar naik keatas lalu kebawah, lalu keatas lagi. Nanti aku dan adikku bisa pusing dan mual dibuatnya, bisa jadi demam nantinya.
Mendengar nasehat Ayah, aku dan adikku tak jadi naik bianglala. Mungkin asyiknya naik bianglala tak mampu menandingi kekhawatiran Ayah pada kami.
Ssssttt.. ternyata aku tau, itu pesan titipan Ama pada Ayah agar tak memperbolehkan kami naik bianglala.

Hey, saat kuliah di kota Bukittinggi aku dan teman-temanku datang ke acara yang disana ada bianglalanya. Acara Pedati namanya. Senangnya, untuk pertama kalinya aku menaiki bianglala.
Hey, kudengar dikota itu ada bianglala dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bianglala yang pernah aku naiki.
Kota itu, kota yang sangat ingin kukunjungi (atau bahkan barangkali untuk tinggal disana). Aku juga ingin menjadi bagian dari senyum mereka disana, dikampus itu, tapi aku tahu ada rencana yang lebih indah dariNya, agar aku bisa melipat jarak dan waktu untuk memberikan senyum lagi pada orang yang sangat kucintai disini, dihatinya yang selalu ada aku. Di doa-doa terbaiknya yang menjadi keajaiban untukku. Ama
Hey, dari bianglala aku memaknai hal lainnya. Barangkali kehidupan kita juga berputar seperti bianglala, bianglala kehidupan dan peredarannya. Kau tahu? Jika belum waktunya berhenti bianglala tak akan berhenti. Saat kau dibawah maka tetaplah mengingatNya. Barangkali kesedihan adalah caraNya mendekap dengan lembut, tetaplah bergerak, tetaplah berbaiksangka padaNya.
sulit? Ya.. tentu tidak mudah
Hey, kamu pasti bisa. Jika kamu berhenti dibawah maka kamu tidak akan punya kesempatan untuk melihat pemandangan diatas yang telah dipersiapkanNya untukmu.
yaaa.. teruslah bergerak, mengusahakan apa yang wajib untuk kamu berusaha dan berdoa, namun juga ada bagian-bagian yang mutlak itu keputusan Allah untukmu.
Sandarkan semua padaNya, diperputaran bianglala kehidupanmu Allah selalu menyertaimu. Percayakan padaNya.

Hey, kota itu dengan bianglalanya, semoga suatu hari nanti aku akan kesana menaiki bianglalanya. Mungkin ada bagian-bagian yang ternyata itu bukanlah yang terbaik untukku. Allah selalu menjawab doa kita dengan iya.
Iya, silahkan itu yang terbaik untukmu
Iya, nanti, tunggu waktu yang tepat
Iya, ini yang lebih baik untukmu
Barangkali kekota itu iya, nanti kesana dengan seseorang yang juga telah Allah tuliskan.
Percayalah, Yakinlah, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, rencana terbaik untukmu jauh lebih baik melebihi apa yang mampu kamu rencanakan untuk dirimu sendiri. Jika belum sekarang, semoga disuatu hari nanti aku ke kota itu dan naik bianglalanya denganmu yang masih rahasia.
iya kamu, kamu yang telah Allah tuliskan menjadi takdirku jauh hari sebelum kita dilahirkan.

-      - Ditulis di Padang, 6 Februari 2015 
    Perputaran bianglala kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar